Pemerintah Pacu Infrastruktur Digital dan Talenta AI Menuju Indonesia Emas 2045

Infrastruktur Digital Indonesia 2025-2029
Foto: Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, (Ft/Komdigi).

Pemerintah Pacu Infrastruktur Digital dan Talenta AI Menuju Indonesia Emas 2045

KBRN1 NASIONAL, JAKARTA|| Pemerintah Indonesia semakin serius mempercepat pembangunan infrastruktur digital dalam kurun waktu 2025-2029. Fokus utamanya adalah memperluas dan meningkatkan kualitas konektivitas melalui kebijakan meaningful connectivity atau konektivitas bermakna, sekaligus mendorong penciptaan talenta digital yang mumpuni.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, dalam seminar bertajuk “Bagaimana AI Mengakselerasi Transformasi Digital untuk Indonesia Emas 2045” di Jakarta Selatan, menegaskan pentingnya meaningful connectivity sebagai upaya memperkaya konektivitas yang sudah ada.

BACA JUGA: Kemenkomdigi dan OJK Perkuat Pengawasan dan Blokir Rekening Judi Online

“Saat ini, 97 persen wilayah pemukiman di Indonesia sudah terkoneksi, dengan penetrasi internet mencapai 79,5 persen, Namun infrastruktur baru akan terus ditambahkan untuk memastikan konektivitas yang lebih bermakna,” ujar Nezar pada Jumat (29/11/24).

Nezar menekankan bahwa konektivitas bermakna tidak hanya soal jumlah wilayah yang terhubung, tetapi juga memastikan kualitas koneksi yang memadai untuk mendukung kehidupan masyarakat. Hal ini dinilai sangat penting untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi digital sekaligus mengurangi kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan.

BACA JUGA: Sinergi RRI Bengkulu dan Pemda: MoU untuk Penyebaran Informasi Pembangunan di Era Digital

“Meskipun kita sudah terkoneksi di 97 persen wilayah pemukiman, kualitas internet di wilayah perkotaan jauh lebih baik dibandingkan dengan daerah pedesaan, Ini adalah tantangan yang harus segera kita atasi,” jelas Nezar.

Sebagai langkah konkret, pemerintah meluncurkan Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1, yang akan menjangkau 27.000 titik layanan di seluruh Indonesia, terutama daerah terpencil yang sebelumnya sulit mendapatkan akses internet.

Satelit ini diharapkan menjadi game-changer dalam meningkatkan kualitas konektivitas, terutama untuk layanan publik seperti sekolah, puskesmas, dan kantor pemerintahan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

BACA JUGA: Ancaman Judi Online di Indonesia Meningkat Drastis: Diskominfo Kota Bengkulu Edukasi Masyarakat

“SATRIA-1 akan memastikan bahwa wilayah-wilayah terpencil juga dapat menikmati kualitas konektivitas yang setara dengan daerah lain, sehingga kesenjangan digital dapat diminimalkan,” ungkap Nezar.

Namun, Nezar menekankan bahwa peningkatan infrastruktur digital harus diiringi dengan pemanfaatan yang lebih inovatif. Menurutnya, ada potensi besar bagi Indonesia untuk tidak hanya menjadi pasar teknologi tetapi juga pencipta inovasi digital yang mampu bersaing di kancah global.

“Dengan sinyal yang semakin baik, apakah kita hanya menjadi pengguna aplikasi buatan luar negeri, Atau kita bisa menciptakan inovasi sendiri yang relevan dengan kebutuhan lokal?” tanyanya.

BACA JUGA: Kominfo dan KPU Berkolaborasi dengan Platform Digital untuk Wujudkan Pilkada Damai 2024 Bebas Hoaks

Nezar menambahkan, konektivitas berkualitas tinggi dapat menjadi landasan bagi masyarakat untuk mengembangkan aplikasi, teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI), dan solusi digital lainnya yang berdampak positif bagi perekonomian.

Selain infrastruktur, Indonesia menghadapi tantangan besar terkait ketersediaan talenta digital, Meski pasar teknologi di Indonesia sangat besar, adopsi kecerdasan buatan dan teknologi lainnya masih berada pada tahap awal.

Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah mewajibkan adanya transfer keahlian dan pengetahuan dalam setiap investasi asing yang masuk ke Indonesia. Langkah ini bertujuan memperkuat kemampuan sumber daya manusia lokal sekaligus menciptakan ekosistem digital yang lebih maju.

BACA JUGA: Penambahan Titik VSAT: Bakti Kominfo Tingkatkan Akses Internet di Kabupaten Mukomuko

“Setiap investasi yang masuk harus memiliki dampak langsung pada peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal, Talenta digital yang kuat adalah kunci untuk memastikan kita tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga pemain utama di sektor ini,” tegas Nezar.

Dalam konteks transformasi digital, teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi salah satu elemen penting yang diupayakan pemerintah untuk mempercepat pembangunan ekonomi berbasis teknologi. Seminar yang dihadiri Nezar tersebut juga membahas bagaimana AI dapat mendukung visi Indonesia Emas 2045.

“Adopsi AI harus disertai dengan kesiapan talenta digital yang mampu mengoperasikan dan mengembangkan teknologi tersebut, Ini tidak hanya soal teknologi, tetapi juga kemampuan manusia untuk mengelolanya,” ujar Nezar.

Ia berharap AI dapat dimanfaatkan untuk menciptakan efisiensi di berbagai sektor, mulai dari pemerintahan, pendidikan, hingga kesehatan. Dengan dukungan infrastruktur digital yang memadai, AI dapat menjadi alat strategis untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.

BACA JUGA: BAKTI Kominfo, Dorong Peningkatan Akses Internet Seluma

Selain penguatan infrastruktur dan talenta, Nezar menyoroti pentingnya membangun ekosistem digital yang inklusif. Pemerintah, menurutnya, harus memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di wilayah terpencil, mendapatkan manfaat dari transformasi digital.

“Transformasi digital harus dirasakan oleh semua pihak, bukan hanya masyarakat perkotaan, Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjadikan teknologi sebagai alat pemerataan, bukan pemisah,” tambahnya.

Nezar juga mengajak sektor swasta, akademisi, dan masyarakat untuk berkolaborasi dalam menciptakan ekosistem digital yang berkelanjutan. Ia yakin bahwa kolaborasi ini akan membawa dampak positif bagi perkembangan ekonomi digital di Indonesia.

Pembangunan infrastruktur digital yang kuat, didukung oleh pengembangan talenta digital, merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Dengan potensi besar yang dimiliki, Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu pemain utama dalam ekonomi digital global.

“Konektivitas bermakna, inovasi dan talenta digital adalah pilar utama yang akan membawa kita menuju Indonesia Emas, Jika kita berhasil memanfaatkan potensi ini dengan baik, saya yakin Indonesia akan menjadi negara maju yang mandiri dan berdaya saing,” pungkas Nezar. (**)

Editor: (One) Share
Pewarta: QQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *