Catat! Kenaikan Harga Pangan Per 13 Oktober 2024: Cabai dan Beras Terkena Dampak
KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU|| Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan adanya kenaikan harga sejumlah komoditas pangan di tingkat pedagang eceran per 13 Oktober 2024. Kenaikan ini menarik perhatian karena beberapa bahan pokok yang sering dikonsumsi masyarakat, seperti cabai rawit merah dan beras, mengalami peningkatan harga yang signifikan. Fenomena ini memicu kekhawatiran terkait dampaknya terhadap daya beli masyarakat dan stabilitas harga pangan di Indonesia.
Cabai rawit merah menjadi salah satu komoditas yang paling mencolok dalam beberapa hari terakhir. Menurut laporan dari Bapanas, harga cabai rawit merah naik Rp2.700 sehingga mencapai Rp48.670 per kilogram (kg). Mengingat cabai rawit adalah bahan penting dalam masakan sehari-hari, kenaikan harga ini tentu berdampak langsung pada biaya konsumsi masyarakat.
BACA JUGA: Kenaikan Harga Pangan di Bengkulu: Disperindag Intensifkan Pengawasan untuk Stabilitas Pasar
“Kenaikan harga cabai rawit merah bisa berdampak pada pengeluaran rumah tangga, karena cabai adalah bahan utama dalam banyak masakan,” ungkap laporan Bapanas yang dirilis pada pukul 08.00 WIB. Masyarakat diharapkan lebih berhati-hati dalam mengatur anggaran belanja untuk memastikan kebutuhan sehari-hari tetap terpenuhi.
Selain cabai, beras juga menjadi komoditas yang mengalami kenaikan harga. Beras premium, misalnya, naik 0,26 persen atau Rp40 menjadi Rp15.530 per kg. Meski kenaikan ini terlihat kecil, namun bagi masyarakat yang mengandalkan beras sebagai makanan pokok, perubahan harga tersebut tetap berdampak pada pengeluaran sehari-hari.
“Dengan meningkatnya harga beras, masyarakat mungkin perlu mencari alternatif yang lebih terjangkau atau menyesuaikan pengeluaran untuk menjaga stabilitas anggaran rumah tangga,” lanjut laporan tersebut.
Beras medium juga mengalami kenaikan harga yang lebih tinggi, yakni 1,03 persen atau Rp140, sehingga sekarang dijual dengan harga Rp13.690 per kg. Kenaikan ini cukup signifikan, mengingat beras medium adalah jenis yang paling sering dibeli oleh masyarakat kelas menengah dan bawah.
Namun, ada juga kabar baik. Beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) dari Bulog mengalami penurunan harga sebesar 0,88 persen atau Rp110, sehingga saat ini berada pada harga Rp12.440 per kg. Penurunan ini memberikan sedikit kelegaan bagi masyarakat yang mengandalkan beras SPHP sebagai pilihan yang lebih ekonomis.
BACA JUGA: Stabilkan Inflasi, Pemkot Bengkulu Gencarkan Gerakan Pangan Murah dan Jaga Pertumbuhan Ekonomi
Selain cabai dan beras, kenaikan harga juga terjadi pada komoditas bawang. Bawang merah mengalami peningkatan harga sebesar 2,43 persen atau Rp700, sehingga harganya mencapai Rp29.480 per kg. Sementara itu, bawang putih bonggol juga naik 1,83 persen atau Rp730 menjadi Rp40.620 per kg.
Kenaikan harga Pangan pada bawang ini berpotensi memengaruhi harga masakan lain yang menggunakan bawang sebagai bahan dasar. Masyarakat diharapkan dapat mengelola pengeluaran dengan cermat, mengingat kenaikan harga bawang ini bisa berdampak pada biaya bahan makanan lainnya.
Meski banyak komoditas mengalami kenaikan, beberapa bahan pokok menunjukkan tren penurunan harga. Salah satunya adalah cabai merah keriting, yang turun 2,23 persen atau Rp680 menjadi Rp29.770 per kg. Penurunan ini menjadi kabar baik bagi konsumen yang ingin tetap menikmati masakan pedas tanpa harus mengeluarkan biaya lebih.
BACA JUGA: Stabilkan Harga, Pemkot Bengkulu Sediakan Beras SPHP Bulog di Toko Pangan “Ado Galo”
Harga daging sapi dan ayam juga menunjukkan dinamika harga yang berbeda. Daging sapi murni mengalami kenaikan 0,12 persen atau Rp160, sehingga saat ini harganya mencapai Rp134.830 per kg. Kenaikan ini relatif kecil, namun tetap perlu diperhatikan oleh konsumen yang sering mengonsumsi daging sapi sebagai sumber protein utama.
Di sisi lain, daging ayam ras justru mengalami penurunan harga sebesar 1,23 persen atau Rp430, sehingga sekarang harganya Rp34.580 per kg. Penurunan ini memberi ruang bagi konsumen untuk mendapatkan sumber protein dengan harga yang lebih terjangkau.
Sementara itu, telur ayam ras mengalami kenaikan sebesar 1,93 persen atau Rp550, sehingga harganya kini Rp29.010 per kg. Fluktuasi harga telur ini menunjukkan betapa dinamisnya pasar komoditas pangan dan pentingnya bagi konsumen untuk memantau harga dengan cermat.
BACA JUGA: Operasi Pasar Beras Murah di Seluma untuk Menstabilkan Harga dan Membantu Warga
Dalam kategori pangan olahan, beberapa komoditas juga mengalami kenaikan harga. Kedelai biji kering impor, misalnya, naik 0,74 persen atau Rp80 menjadi Rp10.840 per kg. Gula konsumsi juga naik tipis sebesar 0,39 persen atau Rp70, menjadikan harganya Rp18.010 per kg.
Kenaikan harga juga terjadi pada minyak goreng. Minyak goreng kemasan sederhana naik 0,77 persen atau Rp140, menjadi Rp18.350 per kg, sedangkan minyak goreng curah naik 0,61 persen atau Rp100, sehingga harganya Rp16.560 per kg. Kenaikan ini perlu diperhatikan oleh para ibu rumah tangga dan pelaku usaha kuliner yang bergantung pada minyak goreng dalam memasak.
Meski begitu, beberapa produk tepung justru mengalami penurunan harga. Tepung terigu curah turun sebesar 1,38 persen atau Rp140, sehingga kini menjadi Rp10.010 per kg. Begitu pula dengan tepung terigu non-curah, yang turun 1,37 persen atau Rp180 menjadi Rp12.940 per kg.
BACA JUGA: Dinas Ketahanan Pangan Mukomuko Siapkan Operasi Pasar Murah
Penurunan harga tepung ini memberikan kelegaan bagi para pelaku usaha kecil dan menengah, terutama yang bergerak di bidang produksi makanan seperti roti dan kue. Dengan harga tepung yang lebih terjangkau, mereka dapat mengoptimalkan biaya produksi dan menjaga harga jual produk tetap stabil.
Jagung di tingkat peternak mengalami kenaikan sebesar 3,52 persen atau Rp210, sehingga harganya sekarang Rp6.180 per kg. Kenaikan ini penting diperhatikan oleh para peternak, terutama yang menggunakan jagung sebagai pakan ternak. Sementara itu, garam halus beryodium juga naik 0,43 persen atau Rp50, menjadi Rp11.630 per kg.
Dalam sektor perikanan, ikan kembung mencatat kenaikan signifikan sebesar 5,13 persen atau Rp1.910, sehingga harganya Rp39.150 per kg. Namun, harga ikan tongkol dan ikan bandeng justru mengalami penurunan, memberikan variasi pilihan bagi konsumen yang ingin tetap mengonsumsi ikan dengan harga yang lebih terjangkau.
Perubahan harga yang terjadi pada berbagai komoditas pangan ini mencerminkan dinamika pasar yang selalu berubah. Bagi masyarakat, sangat penting untuk terus memantau perkembangan harga agar dapat mengelola anggaran belanja dengan tepat dan menghindari lonjakan biaya yang tak terduga. (**)
Editor: (KB1) Share
Pewarta: QQ