Kota Bengkulu Berhasil Kendalikan Inflasi, TPID Bengkulu Fokus Atasi Deflasi

inflasi Kota Bengkulu
Foto: Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi, menghadiri High-Level Meeting TPID Provinsi Bengkulu yang digelar bersama Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, serta para bupati dan sekda se-Provinsi Bengkulu di Gedung Daerah Balai Raya Semarak pada Selasa (18/3/25), (Ft/Ist).

Kota Bengkulu Berhasil Kendalikan Inflasi, TPID Bengkulu Fokus Atasi Deflasi

Kantor-Berita.Com, Kota Bengkulu|| Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bengkulu berhasil menekan angka inflasi secara signifikan. Bahkan, saat ini Kota Bengkulu bukan lagi berada dalam kondisi inflasi, melainkan telah mengalami deflasi. Meski demikian, deflasi yang berkepanjangan juga dapat berdampak kurang baik terhadap perekonomian daerah. Oleh karena itu, TPID Kota Bengkulu kini berupaya mengendalikan deflasi agar tidak berlangsung lama dan tetap menjaga keseimbangan harga di pasar.

Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi, menegaskan komitmen pemerintah dalam menyeimbangkan kondisi perekonomian daerah. Hal ini ia sampaikan usai menghadiri High-Level Meeting TPID Provinsi Bengkulu yang digelar bersama Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, serta para bupati dan sekda se-Provinsi Bengkulu di Gedung Daerah Balai Raya Semarak pada Selasa (18/3/25).

BACA JUGA: Pemprov Bengkulu Gelar High Level Meeting Evaluasi Anggaran 2025

“Alhamdulillah, Kota Bengkulu saat ini tidak mengalami inflasi, melainkan deflasi, Namun deflasi yang berkepanjangan juga dapat berdampak negatif, Oleh sebab itu kita harus memastikan keseimbangan harga agar kondisi ini tidak berlarut-larut, TPID telah merumuskan berbagai strategi untuk mengurangi deflasi dan menjaga stabilitas perekonomian daerah,” ungkap Dedy.

Dalam pertemuan tersebut, Kota Bengkulu mendapat apresiasi dari Gubernur Bengkulu atas keberhasilannya dalam percepatan penurunan inflasi dan pengendalian harga kebutuhan pokok.

BACA JUGA: High Level Meeting Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran 2025, Inspektur Kota Bengkulu Tekankan Efektivitas Anggaran

“Secara keseluruhan, kondisi harga di Kota Bengkulu masih terjaga dengan baik, dan tidak ada permintaan yang melebihi kapasitas pasokan, Ini menunjukkan bahwa sinergi yang kita bangun telah berjalan efektif,” tambah Dedy.

High-Level Meeting TPID Provinsi Bengkulu ini digelar sebagai upaya memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri 1446 Hijriyah. Pertemuan ini turut dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, Kepala Bulog Provinsi Bengkulu, Ketua MUI Kota Bengkulu, perwakilan Polda Bengkulu, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, serta perwakilan dari Kabupaten Solok dan Kota Payakumbuh.

BACA JUGA: Bengkulu Wujudkan Transparansi: Dengan Perjanjian Kinerja Eselon III-IV Sebagai Pilar Reformasi Birokrasi

Salah satu langkah konkret yang dilakukan dalam pertemuan ini adalah penandatanganan perjanjian kerja sama antar daerah untuk menjaga stabilitas harga pangan. Beberapa kesepakatan penting yang dihasilkan antara lain:

  • Perjanjian Kerja Sama (B to B) Komoditas Pangan
  1. Kabupaten Mukomuko menjalin kerja sama dengan Kabupaten Solok untuk pasokan cabai merah dan bawang merah.
  2. Kabupaten Mukomuko juga berkolaborasi dengan Kota Payakumbuh untuk pasokan telur ayam ras.
  • Komitmen Penyerapan Gabah dan Beras Petani
  1. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu bekerja sama dengan Bulog Bengkulu untuk memastikan penyerapan gabah kering giling dan beras petani lokal.
  • Seruan Belanja Bijak dan Produk Halal
  1. Pemprov Bengkulu, Bank Indonesia, Kanwil Kemenag, dan MUI Provinsi Bengkulu menandatangani seruan bersama untuk mengajak masyarakat membeli produk halal dan belanja bijak demi menjaga keseimbangan harga.

Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Bengkulu termasuk provinsi yang paling solid dalam pengendalian inflasi.

“Berkat kerja sama yang erat, kita berhasil menekan inflasi hingga menjadi deflasi, Seharusnya inflasi kita 0,2 persen, tetapi justru menjadi minus, Ini berarti harga-harga barang di pasar sangat terjangkau, Saya sangat mengapresiasi sinergi yang telah terjalin selama ini,” ujar Helmi.

BACA JUGA: Terdampak Efisiensi Anggaran: Walikota Dedy Wahyudi Optimalkan Dana Susun Program Unggulan

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, memaparkan perkembangan terkini serta proyeksi inflasi ke depan. Menurutnya, penguatan nilai tukar dolar saat ini dapat berdampak pada kenaikan harga barang impor.

“Untuk Indeks Harga Konsumen (IHK) Februari 2025, Bengkulu mengalami deflasi sebesar 0,09 persen secara year-on-year (y-o-y), Namun secara keseluruhan, inflasi di Bengkulu tahun 2025 diperkirakan tetap terjaga dalam batas target nasional,” jelas Wahyu. (**)

Editor: (KB1) Share
Pewarta: QQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *