Gelandangan dan Pengemis di Kota Bengkulu Turun Selama Ramadhan 1445 H
KANTOR-BERITA.COM, KOTA BENGKULU – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bengkulu mencatat bahwa jumlah gelandangan dan pengemis selama bulan Ramadhan 1445 Hijriah di wilayah tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Selama bulan Ramadhan tahun ini, hampir 90 persen dari jumlah gelandangan dan pengemis di Kota Bengkulu telah menghentikan aktivitasnya,” ungkap Kepala Dinsos Kota Bengkulu, Sahat Marulita Situmorang, di Bengkulu, pada hari Sabtu (23/3/24).
BACA JUGA: Pengemis Naik Mobil Mewah, Dinas Sosial Bengkulu Tindaklanjuti Laporan Warga
Saat ini, jarang sekali ditemui gelandangan atau pengemis di persimpangan lampu merah di Kota Bengkulu, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya, biasanya terdapat dua hingga tiga orang yang melakukan kegiatan mengemis di setiap persimpangan.
Penurunan jumlah pengemis saat ini di Kota Bengkulu disebabkan oleh upaya Dinsos dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di wilayah tersebut yang terus melakukan pengawasan dan tindakan penegakan hukum untuk menangani masalah ini dengan cepat.
BACA JUGA: Arif Gunadi Tanggapi Penangkapan Gepeng oleh Dinsos
Selain itu, pihak terkait juga terus melakukan sosialisasi terkait Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penanganan Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis, yang mengatur bahwa memberikan uang kepada pengemis akan dikenakan sanksi berupa denda uang sebesar 100 ribu.
Dengan terus dilakukannya sosialisasi, Sahat mengajak masyarakat yang ingin memberikan sumbangan untuk menyumbangkan uang mereka secara langsung ke Badan Amil Zakat (Baznas) Kota Bengkulu, sehingga bantuan tersebut dapat disalurkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
BACA JUGA: Dinsos Kota Bengkulu Luncurkan Layanan Penjemputan Gratis untuk ODGJ
“Saya mengajak masyarakat yang ingin bersedekah untuk menyumbangkan uang mereka secara langsung ke Baznas Kota Bengkulu agar bantuan tersebut dapat diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan,” ujarnya.
Meskipun demikian, pihak terkait mengalami kesulitan dalam melakukan penertiban terhadap para gelandangan dan pengemis yang masih ada di Kota Bengkulu, karena sebagian besar dari mereka berpura-pura menjual tisu atau membawa gerobak saat mengemis.
Meskipun demikian, hal tersebut menjadi tantangan bagi petugas untuk menertibkan mereka. (**)
- Editor: (KB1) Share
Pewarta: QQ