Erupsi Dahsyat Gunung Lewotobi Laki-Laki: Kolom Letusan Capai 10 Kilometer, Ribuan Warga Dievakuasi
KANTOR-BERITA.COM, FLORES TIMUR|| Erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur kembali menunjukkan kekuatan vulkaniknya dengan erupsi besar yang menghasilkan kolom letusan setinggi 10 kilometer. Aktivitas vulkanik yang meningkat ini membuat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperluas zona bahaya hingga 8 kilometer, mengimbau ribuan warga untuk segera mengungsi ke titik-titik pengungsian terpusat yang telah disiapkan di Wulanggitang, Larantuka, dan Maumere.
Peristiwa ini terjadi pada Jumat siang, (08/11/24), dengan erupsi awal tercatat pada pukul 13.55 WITA. Letusan pertama mengeluarkan kolom abu setinggi 4.000 meter di atas puncak gunung. Hanya berselang satu menit, letusan susulan yang jauh lebih kuat menghempaskan kolom abu dan material vulkanik hingga 10 kilometer ke langit. Awan panas menyebar ke berbagai arah, menyebabkan hujan abu dan pasir di sekitar lereng gunung.
Dengan situasi yang semakin berbahaya, BNPB langsung mengimbau warga yang masih bertahan di pengungsian mandiri untuk segera menuju ke titik-titik pengungsian terpusat. Hal ini sangat penting mengingat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang masih fluktuatif dan berpotensi membahayakan keselamatan warga.
“Kondisi erupsi masih sangat dinamis, dan potensi bahaya bisa terus meningkat, Oleh karena itu kami mengimbau masyarakat untuk segera meninggalkan daerah yang berisiko tinggi dan menuju pengungsian terpusat,” ujar Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
BACA JUGA: Gunung Marapi Meletus di Sumatera Barat Kolom Abu Vulkanik Hingga 3.000 Meter
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Penyebaran abu vulkanik yang disertai pasir juga memperparah situasi di sekitar gunung. Akses jalan utama menuju kawasan terdampak semakin sulit dilalui, dan debu yang beterbangan dapat menimbulkan gangguan pernapasan. Untuk memitigasi dampak ini, pemerintah telah menyalurkan masker kepada warga di pengungsian.
BNPB mengambil langkah cepat dengan memperluas zona bahaya dari radius 7 kilometer menjadi 8 kilometer ke arah barat daya dan barat laut. Perluasan ini bertujuan untuk mengantisipasi pergerakan material vulkanik yang bisa mengancam wilayah yang lebih luas. Abdul Muhari menyebutkan bahwa keputusan ini diambil setelah memantau aktivitas vulkanik yang semakin intens.
Selain memperluas zona aman, pengamanan juga diperketat di akses jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Flores Timur dengan Sikka. Aparat TNI dan Polri dikerahkan untuk berjaga di titik-titik rawan, memastikan tidak ada warga yang nekat melewati jalur berbahaya. Mereka juga melakukan patroli rutin dan penyisiran di area-area yang terdampak guna memastikan keselamatan masyarakat.
Untuk menghadapi dampak erupsi, BNPB telah mempersiapkan titik-titik pengungsian terpusat yang tersebar di Kecamatan Wulanggitang, Larantuka, dan Kota Maumere. Langkah ini dilakukan agar pemenuhan kebutuhan dasar bagi para pengungsi dapat terkoordinasi dengan baik. Makanan, pakaian, dan masker sudah disalurkan ke lokasi-lokasi pengungsian, dan tim Satgas penanganan bencana terus memantau situasi dari waktu ke waktu.
Salah satu titik pengungsian yang terletak di Desa Konga, berjarak 10 kilometer dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki, saat ini dilaporkan aman dan kondusif. Desa ini menjadi tempat perlindungan bagi warga yang memilih mengungsi lebih jauh dari zona bahaya. Kebutuhan dasar seperti air bersih, makanan, dan perlengkapan medis sudah tersedia dengan baik di tempat ini, dan bantuan terus mengalir dari berbagai pihak.
BACA JUGA: Sumatera Utara Bersiap Menghadapi Musim Kemarau 2024: Analisis dan Prediksi BMKG
Hujan abu yang menyertai erupsi membawa dampak serius bagi wilayah di sekitar gunung. Abu vulkanik menutupi rumah-rumah, tanaman, dan jalan-jalan, menciptakan tantangan besar bagi warga. Selain itu, awan panas yang terhembus ke berbagai arah menambah risiko terjadinya bencana lanjutan. Tim evakuasi terus mengingatkan masyarakat untuk selalu memakai masker guna menghindari masalah pernapasan akibat paparan abu vulkanik.
Pemerintah daerah bersama BNPB terus memantau pergerakan awan panas dan memastikan tidak ada aktivitas masyarakat di area yang berisiko tinggi. Selain itu, para petugas kesehatan juga siaga untuk memberikan penanganan medis bagi warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat abu vulkanik. (**)
Editor: (KB1) Share
Pewarta: QQ