Pupuk Subsidi di Mukomuko: Menunggu SK Bupati untuk Penambahan Kuota dan HET
KANTOR-BERITA.COM, MUKOMUKO|| Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko masih menunggu draf Surat Keputusan (SK) Bupati Mukomuko terkait Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Subsidi terkait kuota tambahan pupuk subsidi yang berhasil didapat Mukomuko menjelang Musim Tanam (MT) II. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriyani Ilyas S.Pt, mengungkapkan hal ini. Sebelumnya, Distan telah mengajukan penambahan kuota pupuk subsidi karena antisipasi meningkatnya kebutuhan menjelang memasuki MT II.
“Usulan yang kami ajukan telah disetujui oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu untuk penambahan kuota pupuk, dan saat ini kita hanya menunggu SK Bupati,” ungkap Pitriyani di Mukomuko, Rabu.
BACA JUGA: Bantu Tingkatkan Produktifitas Pertanian, Kota Bengkulu Terima 282 Ton Alokasi Pupuk Subsidi
Pitriyani menjelaskan bahwa alokasi pupuk bersubsidi yang diterima Mukomuko pada tahun 2024 hanya sebanyak 1.684 ton, mengalami penurunan hampir 50 persen dari tahun sebelumnya, yakni 2.600 ton, Maka dari itu untuk mengantisipasi kekurangan, usulan penambahan kuota pupuk subsidi diterima menjadi 3.161 ton, terdiri dari 2 jenis. Kuota pupuk urea yang sebelumnya 966 ton menjadi 1.700 ton, dan pupuk NPK sebanyak 1.461 ton, semuanya sudah siap untuk didistribusikan ke kios pupuk sesuai permintaan.
“Kuota pupuk kami yang tadinya 2.600 ton saat ini menjadi 3.161 ton untuk kebutuhan satu tahun, yang pastinya akan didistribusikan jika kios membutuhkannya. Namun, penggunaan kuota tambahan masih menunggu SK,” jelas Pitriyani.
BACA JUGA: Pupuk Bersubsidi Rejang Lebong, Distan Lakukan Pengawasan
Pitriyani juga menegaskan bahwa pengawasan terus dilakukan untuk mencegah munculnya keresahan yang ditimbulkan dari petani terkait pupuk langka dan harga tinggi. Hal ini penting untuk menghindari tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab.
“Pupuk merupakan faktor kunci dalam keberhasilan produksi pertanian, oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa kebutuhan pupuk terpenuhi agar produksi gabah di MT II tidak terganggu,” ujar Pitriyani.
Untuk dua jenis pupuk subsidi tersebut, Harga Eceran Tertinggi (HET) adalah Rp 2.250 per kilogram (Kg) untuk pupuk urea dan Rp 2.300 per Kg untuk pupuk NPK. HET ini berlaku untuk pembelian oleh petani di agen pupuk subsidi resmi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“HET berlaku di kios agen pupuk subsidi resmi, Namun jika petani membeli dari agen yang tidak resmi atau tidak memiliki izin, kami tidak bisa menjamin harga penjualannya,” tambah Pitriyani.
Lebih lanjut, sesuai jadwal musim tanam padi irigasi kiri Bendung Air Manjunto, petani di Kecamatan Lubuk Pinang dan Kecamatan XIV Koto sudah hampir memasuki masa panen dan akan memasuki MT II. Namun, alokasi pupuk subsidi di kios masih lancar dan petani bisa dengan mudah mendapatkannya.
“Hingga saat ini, berdasarkan laporan petugas lapangan kami, tidak ada kendala, Petani sudah siap untuk panen yang akan dilanjutkan dengan MT II, Pupuk subsidi juga sudah kita siapkan untuk didistribusikan ke kios-kios yang berizin agar bisa diakses oleh kelompok tani,” terang Pitriyani.
BACA JUGA: Pertemuan Penyuluh Pertanian di Bengkulu Tengah Sekaligus Pembagian SK
Sementara itu, Wery (43), seorang petani dari Desa Lubuk Pinang, Kecamatan Lubuk Pinang, mengatakan bahwa saat ini sebagian besar tanaman padi di petak tanam sudah hampir panen. Berbagai jenis varietas bibit padi telah dipilih oleh petani, seperti pandan wangi, ciherang bogor, inpari, dan lainnya. Kemungkinan besar, pada akhir bulan Juni 2024, seluruh petani akan memasuki masa panen.
“Kami telah melewati masa perawatan, pemupukan dan pemberantasan hama, Setelah panen, kami akan mempersiapkan untuk menanam kembali,” ujar Pitriyani.
Wery berharap agar ketersediaan air dari irigasi cukup dan merata ke seluruh lahan. Ini sangat penting untuk menghindari kekurangan air pada saat MT II di awal Juli mendatang. Dia juga berharap hasil panen nantinya bisa lebih maksimal dibandingkan tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Musim Tanam Padi Periode Pertama di Bengkulu: diprediksi akhir April
“Kami berharap agar air tetap lancar karena sawah sangat membutuhkan air, Kami juga berharap tidak ada serangan hama yang merusak padi, Selain itu, kami berharap harga gabah tetap tinggi seperti sekarang, yaitu mencapai Rp 7 ribu per Kg pada saat panen nanti,” tandas Pitriyani Ilyas. (**)
Editor: (KB1) Share
Pewarta: Budi Utoyo