Puluhan Kerbau Mati Mendadak di Bengkulu Tengah, Peternak Merugi Puluhan Juta dan Cemas Wabah Meluas

Kerbau Mati Mendadak
Foto: Kerbau Mati Mendadak Milik peternak Dapit di Smeidang Lagan, (Ft/Ist).

Puluhan Kerbau Mati Mendadak di Bengkulu Tengah, Peternak Merugi Puluhan Juta dan Cemas Wabah Meluas

KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU TENGAH|| Puluhan kerbau di Kecamatan Talang Empat dan Kecamatan Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu Tengah, dilaporkan mati mendadak dalam beberapa hari terakhir. Kematian massal ini diduga dipicu oleh penyakit menular, keracunan, atau faktor lingkungan lainnya yang belum teridentifikasi secara pasti.

Dapit (40), seorang peternak kerbau asal Semidang Lagan, mengungkapkan bahwa ia telah kehilangan tiga ekor kerbau miliknya secara mendadak. Hingga kini, penyebab kematian hewan ternaknya masih menjadi misteri.

BACA JUGA: Dispertan Mukomuko Ajukan 20.000 Dosis Vaksin PMK untuk Lindungi Hewan Ternak

“Sudah tiga ekor kerbau saya mati tiba-tiba, Kami tidak tahu virus atau penyakit apa yang menyebabkan ini,” kata Dapit saat ditemui awak media kantor-berita.com.

Kematian kerbau tersebut membuat Dapit mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah, mengingat harga jual kerbau yang cukup tinggi di pasaran. Kerugian ekonomi ini dirasakan berat oleh peternak yang menggantungkan hidupnya dari hasil ternak.

BACA JUGA: Dinas Pertanian Kabupaten Kaur Sebut Vaksin PMK ke Hewan Ternak Masih Kurang

“Kami melepaskan kerbau sekitar pukul 06.00 WIB pagi, dan saat kembali ke kandang sekitar pukul 16.30 WIB, mereka terlihat lemas dan sakit. Tidak lama kemudian, kerbau-kerbau itu mati,” jelas Dapit.

Selain kehilangan penghasilan, para peternak juga khawatir karena kerbau merupakan aset utama yang mereka andalkan untuk membiayai kebutuhan keluarga, termasuk pendidikan anak-anak.

“Harapan kami, Dinas Kesehatan Hewan segera turun ke lapangan, memberikan solusi, baik berupa obat atau vaksin, Kalau ada obat, tolong segera diberikan, agar ternak kami bisa selamat,” harap Dapit.

BACA JUGA: Gubernur Rohidin Apresiasi Desa Riak Siabun sebagai Lumbung Pengembangan Ternak di Bengkulu

Anto, peternak lainnya di Kecamatan Talang Empat, juga mengeluhkan hal serupa. Hingga saat ini, empat ekor kerbau miliknya mati secara mendadak, tanpa diketahui penyebab pastinya.

“Kerbau saya sudah empat ekor yang mati, Kalau Dinas Kesehatan Hewan Bengkulu Tengah memang sudah datang dan melakukan penyemprotan desinfektan, tetapi kami masih khawatir karena penyakit ini bisa menyebar lebih luas,” ujar Anto dengan wajah sedih.

Di sisi lain, Doni, peternak kerbau dan sapi di Desa Pulau Panggung, juga menyuarakan kecemasannya. Doni yang memiliki 7 ekor kerbau dan 10 ekor sapi, merasa waswas jika wabah ini menyebar ke desanya dan mengancam hewan ternaknya.

BACA JUGA: Mendes PDT Paparkan 7 Fokus Penggunaan Dana Desa 2025: 20% Wajib Ketahanan Pangan

“Saya sangat khawatir Jika penyakit ini meluas hingga ke desa kami, maka semua ternak bisa mati, Padahal hasil ternak inilah yang kami andalkan untuk biaya pendidikan anak-anak, Jika hewan kami mati, keluarga kami akan terpukul secara ekonomi,” ungkap Doni dengan Raut cemas.

Doni menutup perbincangan dengan harapan bahwa pemerintah dapat bergerak cepat dan proaktif, memastikan bahwa kerugian peternak dapat diminimalisir dan hewan ternak yang tersisa tetap sehat.

“Kami hanya ingin ternak kami selamat, agar kami bisa terus menyekolahkan anak-anak dan mencukupi kebutuhan keluarga, Semoga pemerintah mendengar jeritan kami,” tutup Doni dengan penuh harap. (**)

*Pihak-Pihak Terkait masih dalam Proses di minta keterangan*

Editor: (One) Share
Pewarta: Erwan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *