Pemkot Pontianak Canangkan Pemanfaatan Gerakan Menanam Pekarangan, Dalam Pengendalian inflasi

Gerakan Menanam Pekarangan Pontianak
Foto: Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak meluncurkan program Gerakan Menanam Pekarangan, sebagai upaya mendukung swasembada pangan yang menjadi salah satu program prioritas 100 hari kerja pemerintahan Presiden Republik Indonesia, tampak Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto, ikut serta, kegiatan penanaman simbolis pada pencanangan Gerakan Menanam Pekarangan di Jalan Petani, Rabu (4/12/24), (Ft/Ist).

Pemkot Pontianak Canangkan Pemanfaatan Gerakan Menanam Pekarangan, Dalam Pengendalian inflasi

KBRN1 NASIONAL, PONTIANAK|| Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak meluncurkan program Gerakan Menanam Pekarangan, sebagai upaya mendukung swasembada pangan yang menjadi salah satu program prioritas 100 hari kerja pemerintahan Presiden Republik Indonesia, Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan sekaligus membantu pengendalian inflasi daerah.

Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto, menjelaskan bahwa gerakan ini telah dirumuskan dalam Surat Edaran yang mengimbau seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Pontianak serta masyarakat luas untuk memanfaatkan pekarangan rumah maupun kantor dengan menanam berbagai jenis sayuran.

BACA JUGA: Kapuas Hulu Raih Predikat Kepatuhan Pelayanan Publik 2024

“Kami mengajak kepada seluruh masyarakat untuk dapat memanfaatkan pekarangan mereka, baik di rumah maupun di kantor, guna memenuhi kebutuhan rumah tangga sekaligus mendukung pengendalian inflasi di Kota Pontianak,” ujar Edi usai memulai kegiatan penanaman simbolis pada pencanangan Gerakan Menanam Pekarangan di Jalan Petani, Rabu (4/12/24).

Edi menyebutkan, program ini menargetkan beberapa komoditas sayuran yang sering mengalami fluktuasi harga, seperti cabai rawit, cabai merah besar, sawi hijau, kangkung, dan bayam. Dalam pelaksanaannya, gerakan ini melibatkan 52 kelompok tani dan kelompok wanita tani, yang mencakup total 1.040 orang.

BACA JUGA: Harga Kopi Robusta dan Arabika di Prediksi Tetap Tinggi Hingga Tahun 2025

“Jika satu kelompok menanam 250 pot atau polybag cabai yang tumbuh subur, maka nantinya akan tersedia sekitar 13 ribu tanaman cabai, dengan potensi produksi mencapai 3 ton per bulan,” Terang Edi.

Selain itu, gerakan ini juga mencakup pembagian benih gratis, pembuatan demplot (lahan percontohan), serta pendampingan untuk penanaman skala rumah tangga. Berbagai jenis sayuran seperti terong, tomat, dan aneka cabai menjadi bagian dari program ini untuk memastikan hasil yang bervariasi dan cepat panen.

BACA JUGA: Insinerator Limbah Medis Pertama di Kalbar Resmi Dibangun di Singkawang

Dalam gerakan ini, ASN memiliki peran penting sebagai motor penggerak, Edi berharap program yang sebelumnya pernah dicanangkan pada 2023 dapat terus berlanjut dan menghasilkan hasil yang signifikan, Dengan total 4.395 ASN di lingkungan Pemkot Pontianak, jika setiap ASN menanam 10 polybag cabai di rumahnya, maka akan tersedia sebanyak 43.950 tanaman cabai.

“Jumlah tersebut, jika dikonversikan ke dalam lahan, setara dengan area seluas 3 hektare, Apabila setiap tanaman tumbuh subur, produktivitasnya bisa mencapai 3 ton cabai per hektare, Ini berarti ASN di Kota Pontianak dapat menyumbang hingga 10 ton cabai per bulan, yang tentunya akan membantu menstabilkan harga pasar,” tambah Edi.

Sebagai bagian dari gerakan ini, Pemkot Pontianak memperkenalkan inovasi Gerakan Pemanfaatan Serentak Limbah Rumah Tangga untuk Pertanian Ramah Lingkungan (Gema Seruling). Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong masyarakat memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai media tanam dan pupuk organik.

BACA JUGA: Menteri BKPM: Optimis Indonesia Jadi Magnet Investasi Investor Asing

“Dengan adanya Gema Seruling, masyarakat dapat memanfaatkan barang-barang bekas sebagai wadah tanaman, seperti kaleng, botol plastik dan ember bekas, Selain itu program ini juga menargetkan pengurangan limbah rumah tangga hingga 21 persen,” terang Edi.

Edi menegaskan bahwa keberhasilan gerakan ini tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada partisipasi aktif masyarakat. Ia berharap Gerakan Menanam Pekarangan dapat menjadi budaya baru yang terus berkelanjutan, bukan hanya menjadi program sementara.

“Dengan gerakan ini, kita juga berharap masyarakat Pontianak dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya, dan Selain itu juga kita ingin memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian target nasional di bidang swasembada pangan,” tutup Edi. (**)

Editor: (KB1) Share
Pewarta: Yan’s

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *