Penangkapan Karyawan BUMN oleh Densus 88: Menyingkap Dukungan Terhadap Terorisme
KANTOR-BERITA,COM, JAKARTA – Sebuah kejadian mengejutkan terjadi ketika Densus 88 mengamankan De Dananjaya Erbaning, seorang karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atas dugaan keterlibatannya dalam jaringan teroris di Harapan Jaya, Bekasi pada hari Senin (14/8) sekitar pukul 13.17 WIB.
De Dananjaya Erbaning, seorang pegawai BUMN, telah ditangkap oleh Densus 88 atas dugaan keterlibatan serius dalam jaringan terorisme. Penangkapan ini atas kecurigaan bahwa terorisme ideologi dapat merembet ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk individu-individu yang bekerja di sektor BUMN. Kombes Aswin Siregar, Kabagops Densus 88 mengungkapkan bahwa De Dananjaya Erbaning diyakini sebagai pendukung kelompok ISIS yang rajin menyebarkan konten yang mengajarkan paham terorisme melalui media sosial.
BACA JUGA: Festival Tabut Kota Bengkulu Raih Rp50 Juta dari Parkir
“Pelaku diduga sebagai salah satu pendukung aktif ISIS yang menggunakan media sosial sebagai platform untuk menyebarkan propaganda, memberikan motivasi bagi aksi jihad, dan mengajak orang untuk bersatu dalam perjuangan jihad melalui Facebook.” Katanya.
Penting untuk dicatat bahwa Densus 88 juga menemukan bukti terkait kepemilikan senjata api oleh De Dananjaya Erbaning. Namun, jumlah dan jenis senjata api yang dimiliki masih dalam proses pendataan lebih lanjut. Aswin menjelaskan, “Terduga pelaku diduga memiliki senjata api rakitan.” Singkatnya.
Selain itu, Densus 88 juga mengungkapkan bahwa De Dananjaya Erbaning terlibat dalam kegiatan penggalangan dana untuk mendukung aktivitas teroris di Indonesia. De secara aktif mengumpulkan dana melalui kontennya di media sosial.
“De terlibat dalam penggalangan dana. Dia adalah admin dan pencipta beberapa saluran di platform Telegram yang berfokus pada Arsip Film Dokumenter dan Berita Terkini terkait kegiatan teror global yang diartikan dalam bahasa Indonesia,” tambah Aswin.
Operasi rahasia yang dilakukan oleh Densus 88 di Harapan Jaya, Bekasi, berhasil menangkap terduga teroris berinisial DE, yang ternyata merupakan seorang karyawan BUMN, lebih tepatnya bekerja di KAI (Kereta Api Indonesia).
“Penangkapan ini menjadi peringatan akan potensi bahaya yang dapat muncul dari tempat-tempat yang tidak terduga, bahkan dari lingkungan pekerjaan yang seharusnya difokuskan pada pemberdayaan dan pembangunan.” Jelasnya.
Dengan peristiwa ini, masyarakat diingatkan akan pentingnya pembinaan terhadap ideologi yang merusak dan berbahaya serta perlunya kerja sama lintas sektor dalam melawan upaya upaya radikalisasi. Pemerintah, lembaga keamanan, dan masyarakat harus bersatu demi menjaga keamanan dan kedamaian bangsa.
“Kejadian ini juga menunjukkan bahwa bahaya terorisme dapat muncul dari berbagai latar belakang dan sektor, dan waspada adalah kunci untuk mengatasi ancaman ini secara efektif.” Tutup aswin.(**)
Editor: (KB1) Share
Mangcek (Dikutip dari berbagai sumber)