Festival Tunas Bahasa Ibu: Revitalisasi Bahasa Daerah di Bengkulu Tengah untuk Generasi Muda
KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU TENGAH|| Festival Tunas Bahasa Ibu yang diselenggarakan di Kabupaten Bengkulu Tengah menarik antusiasme tinggi dari siswa Sekolah Dasar (SD) yang berpartisipasi. Kegiatan ini, yang berlangsung di Hotel Puncak Tahura pada Kamis, (24/10/24), menjadi puncak dari upaya revitalisasi bahasa daerah yang didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah. Melalui festival ini, berbagai kegiatan seperti mendongeng, berpidato, dan membaca puisi dalam Bahasa Lembak dan Rejang menjadi ajang untuk melestarikan kekayaan budaya yang semakin terkikis oleh perubahan zaman.
Acara Festival Tunas Bahasa Ibu diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkulu Tengah. Tujuannya adalah untuk mengajak generasi muda, khususnya siswa-siswi SD, untuk mencintai dan menggunakan Bahasa Lembak dan Rejang sebagai bahasa daerah setempat. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari program revitalisasi bahasa daerah yang didukung oleh pemerintah pusat, sejalan dengan upaya pelestarian budaya nasional.
BACA JUGA: Penutupan Festival Tunas Bahasa Ibu: Pemprov Komitmen Pelestarian Bahasa dan Budaya Bengkulu
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkulu Tengah, Drs. Tomi Marisi, M.Si, festival ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa daerah di kalangan generasi muda. Harapannya, siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ini akan menjadi penerus yang menjaga dan melestarikan Bahasa Lembak dan Rejang.
“Kita ingin siswa-siswi di Bengkulu Tengah tidak hanya mengenal, tetapi juga mencintai Bahasa Lembak dan Rejang, Pelestarian bahasa daerah bukan sekadar menjaga budaya, tetapi juga upaya untuk mempertahankan identitas bangsa kita,” ungkap Tomi Marisi.
BACA JUGA: Pemkab Seluma Utus 34 Peserta Ikuti Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi Bengkulu 2023
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Drs. Tomi Marisi, M.Si, menegaskan bahwa Festival Tunas Bahasa Ibu ini bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga bagian dari upaya jangka panjang untuk menghidupkan kembali Bahasa Lembak dan Rejang di tengah masyarakat, khususnya generasi muda. Ia berharap, festival ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk melakukan hal serupa demi menjaga keberagaman budaya Indonesia.
”Pelestarian bahasa daerah adalah bagian dari menjaga warisan budaya bangsa, Festival ini merupakan langkah awal yang penting, dan kita akan terus melanjutkan upaya ini agar Bahasa Lembak dan Rejang tetap hidup dan menjadi kebanggaan kita bersama,” Terang Tomi Marisi.
BACA JUGA: Revitalisasi Bahasa Daerah, Pemprov Bengkulu Dukung Pelestarian Era Digital
Festival Tunas Bahasa Ibu ini tidak hanya berdampak positif bagi para siswa, tetapi juga memberikan pengaruh yang baik bagi pendidikan dan budaya lokal di Bengkulu Tengah. Dengan diadakannya kegiatan ini, para siswa mendapatkan pengalaman berharga dalam berbicara di depan umum menggunakan bahasa daerah, yang tentunya juga meningkatkan kepercayaan diri mereka.
Selain itu, kegiatan ini juga memupuk kesadaran akan pentingnya melestarikan bahasa daerah sebagai bagian dari identitas budaya yang perlu dijaga. Hal ini menjadi modal penting dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki wawasan budaya yang kuat. (**)
Editor: (KB1) Share
Pewarta: QQ