Tuntut Prestasi Tapi Pembinaan Atlet Dipandang Sebelah Mata, Dali: Hanya Modal Semangat

Foto: Menyedihkan, kondisi para atlet pencak silat yang lagi berjuang di Babak Prakualifikasi PON di Solo, Jawa Tengah, sedang makan nasi bungkus. Meski makan seadanya, semangat juang tetap membara demi nama Bengkulu.(Foto/Ist)

Tuntut Prestasi Tapi Pembinaan Atlet Dipandang Sebelah Mata, Dali: Hanya Modal Semangat

KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU – Sangat berat seorang atlet untuk bisa mengejar prestasi brilian. Sebab selain berlatih keras serta semangat tinggi, juga sarana dan prasarana tak bisa dipisahkan. Bahkan juga perhatian pemerintah sangat dibutuhkan.

Kondisi tersebut sedang dirasakan para pesilat Bengkulu yang saat ini lagi tampil di Babak Prakualifikasi Pekan Olahraga Nasional atau Pra PON– yang dipentas di Solo, Jawa Tengah, 10 – 14 September 2023.

BACA JUGA: Gubernur Bengkulu Mendorong Pemberdayaan Masyarakat melalui Bantuan Mesin Jahit

Dilansir dari grup sebelah, tim silat Bengkulu, yang terdiri 14 atlet dan 3 pelatih itu, kondisi menyedihkan. Mereka selama di Solo, tak seperti layaknya sebagai atlet lagi berlaga membawa nama daerah. Potret ini seakan pemerintah tutp mata.

Offisial dan atlet relah beristirahat tidur di bilik yang kecil, dan makan nasi bungkus sedanya. Di sisi lain, pemerintah selalu tuntut prestasi. Tapi inilah potret yang sebenarnya yang saat ini dirasakan pesilat Pra PON Bengkulu.

BACA JUGA: Bupati Seluma Bagikan Kartu BPJS Ketenagakerjaan dan Santunan Duka kepada Nelayan

Dihubungi melalui telepon seluler Kamis pagi (14/9/2033), manajer tim pencak silat Pra PON Bengkulu Dali Sukma, mengakui pasukannya kini sedang berjuang berebut tiket PON Aceh – Sumut. “Kalau kondisi yang sebenarnya, perjuangan atlet habis-habisan untuk daerah,” jelas Dali Sukma.

Selama turun di medan laga, lanjut eks pesilat PON Bengkulu ini, atlet dan ofisial hanya modal semangat juang. “Kalau bicara soal finansial, jauh panggangan dari api. Mandiri kita berangkat ke Solo,” papar Dali dengan suara sedih.

Menghadapi Pra PON di Solo, kata dia, semua pesilat relah persiapan secara mandiri tanpa ada bantuan maupun dukungan finansial– dari pemerintah. Meski persiapan atlet belum maksimal, tapi atlet sudah tampil habis-habisan untuk nama Bengkulu.

Sekedar diketahui, pada ajang Pra PON yang digeber di kota batik itu, Bengkulu loloskan satu atlet. Hasil ini sudah maksimal, kalau melihat persiapan atlet yang hanya modal semangat. (cek)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *