Pemerintah Kota Bengkulu Giatkan Program Inovatif Tahun 2024: Menuju Zero Stunting

Pemerintah Kota Bengkulu
Foto: Banner Pemerintah Kota Bengkulu

Pemerintah Kota Bengkulu Giatkan Program Inovatif Tahun 2024: Menuju Zero Stunting

KANTOR-BERITA.COM, KOTA BENGKULU – Tahun 2024 menjadi momentum penting bagi Pemerintah Kota Bengkulu, khususnya melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), untuk mengintensifkan upaya menekan angka stunting dengan sejumlah program inovatif.

Dalam sinergi dengan program Pemerintah Pusat yang menargetkan penurunan prevalensi stunting hingga 14 persen, DP3AP2KB Kota Bengkulu memiliki ambisi lebih tinggi, yakni mengarahkan angka stunting menuju satu digit bahkan zero stunting. Jumat (05/1/24), Kepala DP3AP2KB, Dewi Dharma, mengungkapkan beberapa rincian dari lima program prioritas yang dijalankan untuk mencapai tujuan mulia ini.

BACA JUGA: Pemkot Bengkulu Fokus Tekan Angka Stunting: Pembinaan Kader IMP dan PKB Jadi Langkah Utama

Program pertama adalah pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK), yang memiliki peran vital dalam mendukung sasaran prioritas. Tugas utama TPK mencakup penyuluhan, fasilitasi, pelayanan rujukan, serta penerimaan program bantuan sosial. Upaya ini diharapkan dapat mendeteksi dini faktor risiko stunting dan memberikan solusi yang tepat.

“Tugas dari TPK ialah melaksanakan pendampingan kepada sasaran prioritas meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan serta fasilitasi penerimaan program bantuan sosial dan pengamatan berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting,” ungkap Dewi.

BACA JUGA: KPPS Seluma Gelar Edukasi Gizi: Pemberian Makanan Tambahan untuk Cegah Stunting

Program kedua adalah memperkuat pentahelix, yaitu kolaborasi lintas sektor yang melibatkan semua unsur terkait seperti Camat, Lurah, Kader, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, LPM, dan OPD-OPD terkait. Sinergi dan komitmen dari berbagai pihak dianggap krusial untuk mencapai target penurunan angka stunting.

Sebagai ujung tombak percepatan penurunan stunting, TPK memiliki peran kunci karena pendampingan yang diberikan membawa dampak nyata dengan menurunnya angka prevalensi stunting. TPK tidak hanya berperan dalam memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi, tetapi juga melakukan pendampingan rutin kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan, serta balita.

BACA JUGA: Perkuat Kerjasama Lintas Sektor: Evaluasi Program Penurunan Stunting di Bengkulu Utara

Untuk mengevaluasi kinerja TPK, DP3AP2KB mengadakan mini lokakarya tingkat kecamatan yang melibatkan berbagai pihak terkait. Melalui pertemuan antara Camat, Lurah, Kader, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, LPM, dan OPD-OPD terkait, diharapkan sinergi dapat terwujud.

Selain itu, pihak DP3AP2KB juga memaksimalkan kegiatan rembuk stunting sebagai forum untuk memastikan langkah-langkah penanganan stunting dilakukan secara komprehensif. Upaya ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang mungkin muncul dalam penurunan percepatan stunting, termasuk kendala optimalisasi konvergensi keterpaduan sinergi program dan kegiatan.

BACA JUGA: Langkah Konkret Kecamatan Ratu Samban dan KUA dalam Pencegahan Stunting di Kota Bengkulu

Pemerintah Kota Bengkulu juga menunjukkan komitmennya melalui diseminasi hasil audit kasus stunting. Hasil audit ini dipresentasikan dalam sebuah forum di mana seluruh pihak terkait berdiskusi untuk mengevaluasi dan menyusun strategi penanganan stunting secara lebih efektif. Langkah ini bertujuan untuk mencapai target Pemkot Bengkulu menuju zero stunting.

“Semua langkah ini ditekankan sebagai usaha bersama dan sinergi yang tak bisa terwujud tanpa komitmen kuat dari berbagai pihak, Kolaborasi pentahelix melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, pelaku usaha, media, dan lembaga swadaya masyarakat dianggap sangat penting untuk memperoleh hasil optimal,” Tutupnya. (**)

Editor: (KB1) Share
Pewarta: QQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *