Miris, Balita Seluma Kurang Gizi Keluarkan Cacing, Kini Dirawat di ICU

Balita Seluma cacing dari mulut
Foto: Kepala Dinas Kesehatan Seluma, Rudi Syawaludin, (Ft/Dok).

Miris, Balita Seluma Kurang Gizi Keluarkan Cacing, Kini Dirawat di ICU

Kantor-Berita.Com, Seluma|| Peristiwa mengejutkan terjadi di Kabupaten Seluma. Seorang balita bernama Khaira Nur Sabrina, usia 1 tahun 8 bulan, harus menjalani perawatan intensif di RSUD Tais Seluma setelah diketahui mengeluarkan cacing gelang dari mulut dan hidungnya. Kondisi yang jarang terjadi ini membuat banyak pihak menaruh perhatian serius, mulai dari tenaga medis, Dinas Kesehatan, hingga masyarakat luas.

Khaira dilarikan ke RSUD Tais pada Minggu sore, 14 September 2025. Saat tiba, kondisi balita malang ini sudah sangat lemah. Ia mengalami demam tinggi, batuk berdahak, gelisah, serta dicurigai menderita Bronkopneumonia atau infeksi paru-paru. Karena kondisinya memburuk, tim medis langsung membawanya ke ruang ICU untuk mendapatkan penanganan intensif.

|BACA JUGA: Pemkab Seluma Turun ke SPBU, Pastikan Distribusi BBM Tetap Aman

Namun, kejadian lebih mengejutkan terjadi pada malam harinya. Saat dalam perawatan, Khaira berulang kali mengeluarkan cacing gelang dari mulutnya. Keesokan paginya, Senin, fenomena serupa kembali terulang. Hal ini membuat pihak rumah sakit harus bekerja ekstra untuk menangani penyakit yang dideritanya.

Selain masalah cacingan, tim medis juga mendapati bahwa Khaira mengalami gizi kurang. Dengan usia 1 tahun 8 bulan, Khaira hanya memiliki berat badan 8 kilogram.

|BACA JUGA: Dana Transfer ke Daerah Tidak Dipotong dalam RAPBN 2026, Malah Bisa Bertambah

Padahal, menurut standar kesehatan anak, balita perempuan usia 18 bulan seharusnya memiliki berat badan antara 9,2 hingga 12,1 kilogram, sedangkan anak laki-laki pada usia yang sama memiliki kisaran 9,6 hingga 12,8 kilogram.

Angka ini menunjukkan bahwa kondisi gizi Khaira jauh di bawah standar normal. Kondisi tersebut menandakan adanya masalah serius dalam pemenuhan asupan nutrisi sejak dini.

Kasus Khaira membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma langsung menggelar rapat darurat. Kepala Dinas Kesehatan Seluma, Rudi Syawaludin, menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan intervensi langsung untuk membantu Khaira dan keluarganya.

|BACA JUGA: Satgas PKH Serahkan 674 Ribu Hektare Lahan ke Negara, Total Tembus 3,3 Juta Hektare

“Ke depan kita upayakan untuk intervensi langsung terkait pemberian obat cacing dan makanan tambahan,” ujar Rudi saat memberikan keterangan resmi.

Tidak hanya fokus pada Khaira, perhatian juga diberikan kepada kakaknya, Aprilia. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi agar Aprilia tidak mengalami masalah kesehatan yang sama. Ia juga akan diberikan asupan gizi tambahan dan pemeriksaan medis secara berkala.

Menurut Rudi, kondisi Khaira tidak bisa dilepaskan dari faktor lingkungan. Ia mengakui bahwa keluarga Khaira tinggal di rumah yang tidak layak huni, sehingga berpotensi besar memicu berbagai penyakit, termasuk cacingan.

|BACA JUGA: Pemkab dan DPRD Seluma Sepakati KUA PPAS APBD Perubahan 2025

Oleh karena itu, pemerintah daerah berencana mengusulkan keluarga Khaira sebagai penerima manfaat dari program 3 juta rumah layak huni yang dicanangkan pemerintah pusat. Dengan lingkungan tempat tinggal yang lebih sehat, diharapkan kesehatan keluarga Khaira bisa lebih terjamin.

Masalah lain yang turut memperburuk kondisi Khaira adalah BPJS Kesehatan miliknya yang sempat tidak aktif. Akibatnya, keluarga mengalami kendala dalam mengakses layanan kesehatan.

Namun, setelah kasus ini mencuat, BPJS Kesehatan Kabupaten Seluma bergerak cepat dengan mengaktifkan kembali kepesertaan Khaira. Langkah ini memastikan bahwa seluruh biaya perawatan dapat ditanggung dan proses medis tidak lagi terhambat masalah administrasi.

|BACA JUGA: Hasil Bumi Melimpah, Warga Kecamatan Seginim Terganjal Infrastruktur Rusak

Hingga kini, Khaira masih mendapatkan perawatan intensif di RSUD Tais Seluma. Tim medis terus memantau kondisinya, terutama untuk mengendalikan infeksi paru-paru dan membersihkan tubuh dari cacing gelang yang keluar melalui mulut maupun hidung.

Meski ada perbaikan, pihak rumah sakit tidak menutup kemungkinan bahwa Khaira akan dirujuk ke rumah sakit di Kota Bengkulu. Langkah ini dipertimbangkan agar ia bisa mendapatkan penanganan lebih lengkap dengan fasilitas medis yang lebih memadai. (**)

Editor: (KB1) Share
Pewarta: Rego

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *