Makna Kemerdekaan Dari “Kota Merah Putih”

Banner
Foto: Ilustrasi

Makna Kemerdekaan Dari “Kota Merah Putih”

KANTOR-BERITA.COM, KOTA BENGKULU – Agustus adalah bulan penuh arti bagi Bangsa Indonesia, dimana tepat pada Tanggal 17 agustus 1945, 78 tahun yang lalu kemerdekaan Bangsa Indonesia diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta. Dicetuskan bahwa kemerdekaan adalah hak seluruh bangsa dan segala bentuk penjajahan diatas dunia harus dihapuskan.

Agustus menjadi satu bulan full kemeriahan, dimana-mana dikibarkan bendera kebangsaan Indonesia, Merah Putih. Pedagang bendera menjajakan aneka bentuk dan ukuran bendera serta beragam warna umbul-umbul di pinggir jalan, bukan lagi hanya di toko.

BACA JUGA: APBN 2024 untuk Mempercepat Transformasi Ekonomi Inklusif dan Bekelanjutan

Gedung perkantoran swasta dan pemerintah termasuk rumah pribadi juga mengibarkan bendera. Kemeriahan Agustus sebagai bulan sarat sukacita bagi seluruh bangsa Indonesia mulai dari gang-gang sampai jalan raya, pelosok desa hingga di kota-kota besar. Bendera merah putih sebagai kebanggaan dan kehormatan bangsa mutlak dimiliki setiap penduduk yang mengaku dirinya sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.

Pertanyaannya sekarang ialah apakah kita sudah merdeka dalam arti yang sebenar-benarnya, bukan hanya merdeka dari belenggu penjajahan (kolonial). Apakah dengan hanya memperingati serta mengibarkan bendera merah putih maka kemerdekaan telah pasti utuh didapatkan bagi seluruh anak negeri.

Apakah dengan memeriahkan peringatan 17 Agustusan, mulai dari cara yang paling sederhana seperti aneka lomba pertandingan tradisional dan lainnya telah berarti bahwa Bangsa Indonesia telah benar-benar merdeka. Apakah dengan melangsungkan upacara pengibaran Sang Saka Merah Putih oleh Paskibraka di kecamatan hingga istana kepresidenan, artinya telah merdeka pula bangsa Indonesia tercinta ini.

Merdeka dalam perluasaan makna, tentu saja bukan hanya sekedar peringatan dan perayaan di setiap tahunnya. Merdeka adalah perwujudan segala cita-cita bangsa sebagaimana yang tertuang pada setiap batang tubuh dan pembukaan UUD 1945. Sayang, masih ada kesenjangan antara cita-cita dan harapan yang tertuang tersebut dengan kondisi nyata yang ada di masyarakat.

Untuk Kota Bengkulu sendiri, makna kemerdekaan Bangsa Indonesia terasa sangat spesial ataupun istimewa. Pasalnya, Kota Bengkulu merupakan sebuah kota yang ambil bagian dalam perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia dikala itu. Lebih spesialnya lagi, penjahit sang saka merah pertama kali yakni putri asli Bengkulu, Ibu Fatmawati yang juga merupakan Istri dari Presiden Indonesia Pertama.

Karena menjadi bagian tersebut, Kota Bengkulu selalu dikenang oleh masyarakat sebagai salah satu kota bersejarah. Untuk ditahun 2023, di bawah kepemimpinan Walikota Bengkulu Helmi Hasan dan Wakil Walikota Dedy Wahyudi tetap menjadikan Kota Bengkulu sebagai kota spesial dengan ukiran sejarahnya.

Helmi – Dedy mengkampanyekan Kota Bengkulu sebagai Kota Merah Putih. Hal ini sudah sewajarnya dilakukan Helmi – Dedy yang mana sang saka merah putih pertama kali dijahit oleh Ibu Fatmawati.

Ini juga dilakukan untuk menanamkan nilai nasionalisme seluruh masyarakat, terkhusus para kaum milenial dan agar melek akan sejarah Kota Bengkulu.

“Ini terus kita kampanyekan untuk menanamkan nilai nasionalisme bahwa yang paling berberhak mengklaim kota merah putih adalah Kota Bengkulu. Kenapa demikian, karena sang saka merah putih dijahit oleh istri bung karno, ibu Fatmawati soekarno. Selain itu, kita juga mengkampanyekan salam merah putih,” ujar Dedy saat diwawancara, Rabu (16/8).

“Jadi ketika salam merah putih, ucap dengan salam merah putih. Ini menunjukkan begitu bangganya kita dengan merah putih, bangga dengan Kota Bengkulu, bangga dengan pahlawan nasional,” sambung Dedy.

Sedangkan masalah kemerdekaan, Pemkot mempunyai treatment melalui programnya dalam memaknai sebuah kemerdekaan Indonesia.

“Makna kemerdekaan itu ialah kita merdeka dalam segala hal. Di Kota Bengkulu alhamdulillah dalam semua hal kita merdeka. Soal kesehatan kita ada merdeka BPJS, soal pendidikan ada merdeka ijazah, soal lingkungan ada merdeka sampah, kemudian dalam kehidupan berbangsa bernegara, kita juga bebas beragama ditempatnya masing-masing, kotanya religius, kotanya penuh kebahagiaan. Insya allah kemerdekaan itu ada di hati dan kita kobarkan semangat karena kota ini adalah Kota Merah Putih,” tutupnya. (Rilis/Media Center Kota Bengkulu).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *