DKPP Kota Bengkulu Tangani Kasus Penyakit Ngorok pada Kerbau di Kampung Melayu
KANTOR-BERITA.COM, KOTA BENGKULU|| Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bengkulu, melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Keswan), terus melakukan langkah konkret dalam mengatasi kasus penyakit Septicemia Epizootica (SE), yang dikenal sebagai penyakit Ngorok, yang menyerang kerbau di wilayah Kecamatan Kampung Melayu, Upaya ini menjadi perhatian utama pemerintah daerah untuk mencegah meluasnya dampak pada populasi hewan ternak.
Pada Jumat (13/12/2024), Kepala Bidang Peternakan dan Keswan, drh. Henny Kusuma Dewi, bersama tim lapangan turun langsung ke lokasi yang menjadi pusat penyebaran penyakit, Berdasarkan laporan, puluhan kerbau milik peternak di Kampung Melayu telah terinfeksi SE, bahkan beberapa di antaranya tidak bisa diselamatkan.
BACA JUGA: Dinas Pertanian Kabupaten Kaur Sebut Vaksin PMK ke Hewan Ternak Masih Kurang
Dalam kunjungan tersebut, tim dari DKPP Kota Bengkulu tidak hanya memantau situasi, tetapi juga menyerahkan sarana prasarana (sarpras) pendukung kepada para peternak. Sarpras ini bertujuan untuk membantu dalam pengendalian dan penanganan kasus SE di lapangan.
“Penyerahan sarpras ini merupakan salah satu bentuk dukungan kami kepada peternak, Kami memahami betul bahwa penyakit SE ini menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan populasi kerbau di daerah ini,” ujar drh. Henny Kusuma Dewi.
BACA JUGA: Vaksinasi Rabies Gratis di Bengkulu: Upaya Pemerintah Lindungi Hewan Peliharaan
Penyakit SE diketahui sebagai infeksi bakteri yang sangat menular dan mematikan, khususnya bagi kerbau dan sapi. Gejalanya meliputi demam tinggi, kesulitan bernapas, serta keluarnya lendir berbusa dari hidung. Jika tidak ditangani dengan cepat, penyakit ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
DKPP juga fokus pada langkah-langkah preventif melalui program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Dalam sosialisasi kepada para peternak, Henny dan timnya memberikan pemahaman tentang cara-cara mendeteksi dini penyakit SE, langkah pengobatan yang tepat, serta pentingnya menjaga kebersihan kandang dan lokasi koloni kerbau.
BACA JUGA: Pemkot Bengkulu Gelar Vaksinasi Rabies Gratis untuk Hewan Peliharaan, Antisipasi Penyebaran Rabies
“Langkah KIE ini sangat penting agar peternak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengidentifikasi gejala awal penyakit dan segera melapor kepada kami,” terang Henny.
Selain itu, pengobatan terhadap kerbau yang masih bisa diselamatkan terus dilakukan oleh tim medis hewan. Lokasi koloni kerbau juga disterilisasi untuk meminimalkan risiko penyebaran penyakit ke hewan ternak lain.
Kasus SE yang menyerang Kecamatan Kampung Melayu sudah menyebabkan puluhan kerbau mengalami kematian. Situasi ini tidak hanya merugikan secara ekonomi bagi para peternak, tetapi juga mengancam ketersediaan ternak lokal di wilayah tersebut.
BACA JUGA: Pemkot Bengkulu Gencarkan Vaksinasi Hewan untuk Cegah Rabies: Program Pencegahan Penyakit Fatal
“Kami terus memantau perkembangan kasus ini, Setiap laporan akan segera ditindaklanjuti agar tidak terjadi penyebaran lebih luas,” kata Henny.
Pihak DKPP mengimbau agar para peternak aktif bekerja sama dengan pemerintah daerah dan segera melaporkan apabila ada gejala penyakit pada ternak mereka, Dengan demikian, upaya penanganan bisa dilakukan lebih dini. (**)
Editor: (KB1) Share
Pewarta: QQ