Desa Arga Mulya Menjadi Pionir Inovasi Produk Nanas

Inovasi Produk Nanas
Foto: Kepala Desa Arga Mulya, Dendi Apriyadi, (Tengah) Pembukaan Acara Kegiatan pelatihan Inovasi Produk Nanas yang didampingi Oleh Ketua Program Studi Biologi Universitas Bengkulu, Dr. Risky Hadi Wibowo, M.Si, Ibu PKK Desa Arga Mulya dan Dosen Prodi Biolog, Acara Berlangsung di Gedung Serbaguna Desa Arga Mulya pada Kamis (28/8/2025), (Ft/Ist).

Desa Arga Mulya Menjadi Pionir Inovasi Produk Nanas

Kantor-Berita.Com, Bengkulu Utara|| Desa Arga Mulya, Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara, mencatat sejarah baru dengan menjadi desa pertama yang menggelar pelatihan Inovasi Produk Nanas menjadi  cuka nanas dan minuman probiotik tepache. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (28/8/2025) di Gedung Serbaguna Desa Arga Mulya ini hasil kerja sama antara Universitas Bengkulu Fakultas Biologi dengan komunitas lokal melalui program kemitraan PNBP LPPM Universitas Bengkulu.

Pelatihan ini mendapat sambutan hangat dari warga, terutama kalangan ibu rumah tangga, anggota kelompok PKK, serta pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pasalnya, program ini diyakini mampu membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat pedesaan melalui pengolahan limbah kulit nanas yang selama ini terbuang percuma.

Inovasi Produk Nanas
Foto: Tampak Didepan Kepala Desa Arga Mulya, Dendi Apriyadi, didampingi Ketua Program Studi Biologi Universitas Bengkulu, Dr. Risky Hadi Wibowo, M.Si, bersama Dosen Pembimbing Lainnya, menggelar Pelatihan Inovasi Produk Nanas menjadi  cuka nanas dan minuman probiotik tepache, bersama ibu-ibu PKK Desa Arga Mulya, kegiatan Berlangsung di Gedung Serbaguna Desa Arga Mulya pada Kamis (28/8/2025), (Ft/Ist).

Kepala Desa Arga Mulya, Dendi Apriyadi, membuka langsung kegiatan pelatihan tersebut. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya inovasi produk berbasis potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Pelatihan ini bagian dari kemitraan PNBP dengan komunitas LPPM Universitas Bengkulu, Kami ingin mengubah kulit nanas yang sering dianggap sampah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, seperti cuka nanas dan minuman probiotik tepache,” jelas Dendi.

BACA JUGA: Penutupan HUT RI ke-80 di Desa Tanah Tinggi Bengkulu Utara Berlangsung Meriah

Ia menambahkan, keberadaan program ini sejalan dengan visi desa untuk mengembangkan usaha masyarakat, terutama bagi ibu-ibu PKK dan pengelola BUMDes yang menjadi ujung tombak pemberdayaan ekonomi desa.

Kepala Desa Dendi Apriyadi menyampaikan rasa terima kasih kepada Universitas Bengkulu yang telah memilih desanya sebagai lokasi pertama pelatihan. Menurutnya, peluang ekonomi dari nanas sangat besar, dan jika dikembangkan secara serius bisa menjadi identitas baru bagi desa.

BACA JUGA: Geger!!! Keracunan Massal di Lebong: Ratusan Siswa Dirawat Usai Konsumsi MBG

“Kami akan mendukung penuh keberlanjutan program ini, Tidak hanya pelatihan, ke depan kami juga berharap ada pendampingan hingga pemasaran produk sehingga hasil karya masyarakat bisa dipasarkan lebih luas, baik di dalam maupun luar daerah,” katanya.

Menurut Ketua Program Studi Biologi Universitas Bengkulu, Dr. Risky Hadi Wibowo, M.Si, Desa Arga Mulya dipilih sebagai lokasi pelatihan Inovasi Produk Nanas bukan tanpa alasan. Hampir setiap rumah di desa ini memiliki tanaman nanas di pekarangan. Kondisi itu menjadikan Arga Mulya sebagai wilayah potensial untuk pengembangan produk turunan nanas.

BACA JUGA: Pemprov Bengkulu Sambut Ekspedisi Patriot untuk Pemetaan Potensi Transmigrasi

“Di desa ini nanas mudah dijumpai, Hampir setiap keluarga punya tanaman nanas di pekarangan, Sayangnya, kulit nanas masih dibuang begitu saja. Padahal, dengan sentuhan ilmu fermentasi, kulit nanas bisa diolah menjadi produk bernilai jual seperti cuka,” terang Risky.

Lanjut Dr. Risky Hadi Wibowo Tepache merupakan minuman probiotik tradisional asal Meksiko yang dibuat melalui fermentasi kulit nanas dengan tambahan gula. Minuman ini dikenal segar, kaya probiotik, dan baik untuk kesehatan pencernaan.

“Sementara itu, cuka nanas adalah hasil fermentasi yang bisa digunakan untuk bumbu dapur, bahan pengawet alami, hingga produk kesehatan. Nilai tambah dari kedua produk ini cukup tinggi jika dibandingkan kulit nanas yang biasanya hanya menjadi limbah,” Ujar Risky.

BACA JUGA: Pemprov Bengkulu Kembangkan Wisata Unggulan untuk Dorong Ekonomi dan UMKM Desa

Dr. Risky Hadi Wibowo menegaskan, kegiatan seperti ini tidak boleh berhenti pada pelatihan saja. Universitas Bengkulu siap melakukan pendampingan lanjutan agar produk fermentasi nanas dari Desa Arga Mulya bisa dikembangkan secara berkelanjutan.

“Harapan kami, ibu-ibu PKK dan BUMDes bisa menjadikan produk ini sebagai usaha mandiri, Bahkan ke depan, bukan tidak mungkin Desa Arga Mulya dikenal sebagai pusat pengolahan produk nanas di Bengkulu Utara,” Tandas Risky. (**)

Editor: (KB1) Share
Pewarta: Erwan
ADV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *