Tragis, Satu Keluarga di Bengkulu Utara Tersambar Petir Saat Berteduh di Sawah

tersambar petir
Foto: Tragis, Satu Keluarga di Bengkulu Utara Tersambar Petir Saat Berteduh di Sawah, (Ilustrasi).

Tragis, Satu Keluarga di Bengkulu Utara Tersambar Petir Saat Berteduh di Sawah

KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU UTARA|| Kejadian tragis menimpa empat warga Desa Marga Sakti, Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara pada Jumat sore. Empat korban, yang terdiri dari seorang ibu dan tiga anak, tersambar petir saat berteduh di pondok setelah merumput di sawah dalam kondisi hujan deras.

Korban yang menjadi sasaran sambaran petir ialah Ismawati (37), Dana Adyaksa (4), Adilah Indah (15), dan Andika Pratama (13). Malangnya, Andika Pratama tidak dapat diselamatkan setelah mengalami luka bakar yang parah akibat sambaran petir tersebut.

BACA JUGA: Pemkot Bengkulu Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem: Dinsos Bentuk Posko Bencana 24 Jam

Menurut Joko, suami Ismawati dan ayah dari anak yang menjadi korban, keluarganya pergi ke sawah pada Jumat sore untuk membersihkan rumput. Saat hujan deras tiba, mereka memutuskan untuk berteduh di pondok di tengah sawah. Saat itulah, sambaran petir menghantam pohon pisang di samping pondok, lalu merambat hingga menyambar tubuh keempatnya.

”Saat kejadian, saya sedang bekerja dan tidak berada di lokasi, Mereka berteduh di pondok karena hujan deras, Tiba-tiba, petir besar menyambar pohon pisang di dekat pondok dan mengenai anak-anak serta istri saya, Mereka sempat terpental akibat kuatnya sambaran tersebut,” jelas Joko.

BACA JUGA: Kondisi Cuaca Ekstrem: BMKG Beri Peringatan Dini Potensi Hujan Lebat di Sumatera Utara

Akibat sambaran petir, Andika Pratama (13) meninggal dunia karena luka bakar serius yang dideritanya. Sementara itu, ketiga korban lainnya – Ismawati, Dana Adyaksa, dan Adilah Indah – segera dilarikan ke RSUD Arga Makmur untuk mendapatkan perawatan medis. Saat ini, mereka masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan dalam pengawasan tim medis untuk memastikan stabilitas kondisi mereka.

“Namanya musibah memang tidak bisa ditebak, Saya hanya bisa belajar menerima keadaan ini dan mencoba untuk ikhlas,” tambah Joko Dengan Raut Wajah Sedih.

BACA JUGA: Kecelakaan di Desa Cahaya Negeri: Mobil PT Advantage Terperosok Akibat Sopir Mengantuk

Kejadian ini tentunya meninggalkan luka mendalam bagi Joko dan keluarganya. Kehilangan seorang anak dalam kejadian yang mendadak dan tragis seperti ini tentu menjadi duka yang sangat berat. Meski demikian, Joko menunjukkan ketabahan dalam menghadapi musibah ini. Ia menyadari bahwa kejadian ini di luar kendalinya dan mencoba ikhlas serta menerima keadaan.

”Musibah memang datang tanpa diduga, dan kami hanya bisa pasrah serta mencoba ikhlas, Saya akan fokus merawat keluarga yang selamat, dan semoga mereka bisa pulih dari trauma fisik maupun mental,” ujar Joko dengan nada lirih.

BACA JUGA: Pj Walikota Bengkulu Buka Pelatihan dan Uji Kompetensi Pekerjaan Jalan 2024

Sebagai Tambahan, Musim hujan di Indonesia sering kali disertai dengan petir, terutama di daerah dataran tinggi dan wilayah pertanian terbuka. Kasus sambaran petir seperti ini mengingatkan kita akan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap kondisi cuaca ekstrem. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kerap kali memberikan peringatan cuaca ekstrem yang sebaiknya diperhatikan oleh masyarakat, terutama mereka yang berada di area rentan.

Penting bagi masyarakat untuk selalu memantau perkembangan cuaca, khususnya ketika musim hujan tiba. Dengan lebih waspada dan mengikuti saran keselamatan, masyarakat diharapkan dapat menghindari risiko tinggi tersambar petir atau musibah lainnya yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. (**)

Editor: (KB One)
Pewarta: Rio

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *