Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu 2024 Triwulan I Tumbuh 4,64 Persen
KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU|| Perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan I tahun 2024 menunjukkan peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 4,64 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menunjukkan adanya pertumbuhan ini terjadi di 16 lapangan usaha.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal, mengungkapkan bahwa tiga lapangan usaha yang mencatat pertumbuhan tertinggi adalah administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib dengan 18,14 persen, diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan 16,57 persen, serta jasa lainnya yang tumbuh sebesar 9,08 persen.
Namun, tidak semua sektor menunjukkan pertumbuhan positif. “Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang memiliki peran penting dalam ekonomi lokal, justru mengalami kontraksi sebesar minus 0,40 persen,” tambah Win Rizal.
Selain itu, pada perbandingan dari triwulan IV tahun 2023 ke triwulan I tahun 2024, ekonomi Bengkulu mengalami kontraksi sebesar minus 2,46 persen. Menurut Win Rizal, ada 11 lapangan usaha yang mengalami kontraksi, sedangkan enam lapangan lainnya masih menunjukkan pertumbuhan.
Sektor jasa pendidikan, transportasi dan pergudangan, serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor menjadi tiga sektor dengan kontraksi terbesar, masing-masing dengan minus 7,80 persen, minus 7,74 persen, dan minus 7,16 persen. Di sisi lain, jasa keuangan dan asuransi, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, serta informasi dan komunikasi menjadi sektor-sektor dengan pertumbuhan tertinggi.
Pada tingkat pengeluaran, konsumsi pemerintah atau PK-P menunjukkan kenaikan tertinggi sebesar 18,78 persen, disusul oleh pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) sebesar 18,43 persen, dan pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) sebesar 5,52 persen. Ekspor barang dan jasa juga tumbuh sebesar 3,96 persen, sedangkan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) hanya naik 0,89 persen.
Namun, impor barang dan jasa, yang merupakan faktor pengurang dalam PDRB, tumbuh sebesar 1,07 persen. Win Rizal menambahkan bahwa pada periode yang sama, hampir semua komponen pengeluaran mengalami kontraksi, kecuali PK-LNPRT yang tumbuh 5,09 persen.
Kontraksi terbesar terjadi pada PK-P yang mencapai minus 21,33 persen, diikuti oleh ekspor barang dan jasa dengan minus 7,23 persen, PMTB dengan minus 6,74 persen, dan PK-RT dengan minus 1,29 persen. Impor barang dan jasa juga mengalami kontraksi sebesar minus 12,96 persen.
“Perekonomian Provinsi Bengkulu masih didominasi oleh komponen PK-RT yang mencakup lebih dari separuh PDRB Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 60,93 persen, diikuti oleh PMTB sebesar 37,03 persen, Ekspor Barang dan Jasa sebesar 34,06 persen, PK-P sebesar 16,70 persen, PK-LNPRT sebesar 2,58 persen dan perubahan inventori sebesar minus 1,16 persen,” Tutup Win Rizal. (**)
Editor: (KB1) Share
Pewarta: QQ