Perbaikan Jembatan Air Riak Siabun: Solusi Buka Tutup Jalur Demi Kelancaran Lalu Lintas
KANTOR-BERITA.COM, SELUMA || Lalu lintas di sekitar Jembatan Air Riak Siabun tetap tinggi meski telah ada pemberitahuan penutupan bagi kendaraan besar. Untuk mengatasi tantangan ini, pihak pelaksana proyek memilih metode perbaikan parsial. Pendekatan ini memungkinkan perbaikan dilakukan pada setengah jalur secara bergantian, sehingga tidak diperlukan penutupan total.
Arvian Zanuardi, S.T., M.T., selaku PPK 2.1 menjelaskan bahwa metode ini bertujuan menjaga keseimbangan antara kelancaran lalu lintas dan keberlanjutan pekerjaan perbaikan. “Pelaksanaan pekerjaan dilakukan bersamaan dengan lalu lintas kendaraan melalui sistem buka tutup, sehingga mobilitas tetap terjaga,” ujarnya.
Proses perbaikan setengah jalur jembatan telah dimulai sejak Sabtu, 14 Desember 2024. Setelah tahap pertama selesai, perbaikan setengah jalur lainnya akan dilanjutkan pada Selasa, 17 Desember 2024. Dengan pembagian ini, lalu lintas tetap dapat berjalan meski ada pembatasan.
BACA JUGA: Kemendes PDTT Dorong Optimalisasi Website Desa, Sebagai Alat Pembangunan dan Promosi Potensi desa
Metode ini dipilih untuk mengurangi dampak negatif terhadap pengguna jalan, terutama karena Jembatan Air Riak Siabun berada di jalur nasional yang menjadi akses utama bagi kendaraan pribadi maupun komersial.
Meski lalu lintas tetap diizinkan melintasi jembatan selama perbaikan, ada pembatasan khusus bagi kendaraan besar atau bermuatan berat. Kendaraan-kendaraan ini dilarang melintasi jembatan selama 4 jam pertama setelah proses pengecoran beton lantai dilakukan.
Pembatasan ini sangat penting untuk memastikan beton yang baru dicor dapat mengeras dengan sempurna tanpa tekanan berat yang berpotensi merusak hasil pekerjaan.
“Kami mengimbau kepada pengendara kendaraan berat untuk menyesuaikan jadwal perjalanan mereka, terutama pada jam-jam tersebut,” tambah Arvian.
Dengan kerja sama antara pihak terkait dan masyarakat, diharapkan perbaikan Jembatan Air Riak Siabun dapat selesai tepat waktu, sehingga memberikan manfaat maksimal bagi semua pengguna jalan.
“Metode ini bukan hanya solusi teknis, tetapi juga bentuk komitmen untuk menjaga keseimbangan antara perbaikan infrastruktur dan kelancaran lalu lintas,” tutup Arvian. (**)
Pewarta: QQ