Mewujudkan Generasi Sehat: Pemerintah Kota Bengkulu Serius Tangani Pernikahan Usia Dini

Pernikahan Usia Dini
Foto: Ilustrasi (Liputan6.com)

Mewujudkan Generasi Sehat: Pemerintah Kota Bengkulu Serius Tangani Pernikahan Usia Dini

KANTOR-BERITA.COM, KOTA BENGKULU – Pernikahan di usia dini menjadi salah satu masalah serius yang dapat berkontribusi pada terjadinya stunting. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini antara lain kurangnya kesiapan pasangan suami istri yang masih di bawah umur terkait asupan gizi selama kehamilan, kurangnya kematangan psikologis dan organ reproduksi, serta minimnya pengetahuan tentang pola asuh yang benar.

Berbagai faktor mendasari pernikahan usia dini, seperti faktor ekonomi, budaya, dan pergaulan. Dampak dari pernikahan usia dini terutama berkaitan dengan risiko kesehatan fatal bagi ibu dan anak. Salah satu risikonya adalah kurangnya asupan gizi karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman akibat usia yang masih muda, yang dapat mengakibatkan anak yang dilahirkan memiliki risiko stunting.

BACA JUGA: DP3AP2KB Kota Bengkulu Salurkan BKB Kit Stunting: Upaya Peningkatan Deteksi Dini Stunting

Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) BPS 2023 menunjukkan bahwa angka pernikahan anak di Indonesia masih cukup tinggi, mencapai 1,2 juta kejadian. Proporsi perempuan usia 20-24 tahun yang menikah sebelum usia 18 tahun mencapai 11,21% dari total jumlah anak perempuan dalam kelompok usia tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa setiap 1 dari 9 perempuan usia 20-24 tahun menikah saat masih anak-anak, sedangkan pada laki-laki jumlahnya lebih rendah, yaitu 1 dari 100.

Pemerintah Kota Bengkulu, melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), telah mengambil berbagai langkah untuk mencegah pernikahan usia dini di kota ini. Salah satu program yang dijalankan adalah program ketahanan remaja, yang mencakup Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).

BACA JUGA: Program Pencegahan Stunting, Dewi Dharma: Posyandu sebagai Garda Terdepan

Bina Keluarga Remaja adalah program yang ditujukan kepada keluarga yang memiliki remaja, dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab orangtua dalam membimbing dan membina anak dan remaja melalui interaksi yang harmonis. Program ini dianggap sangat penting dalam mencegah pernikahan usia dini, karena BKR melakukan pertemuan dan pembinaan rutin terhadap orangtua yang memiliki anak remaja.

“Peran orangtua sangat penting dalam keluarga untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai pernikahan usia dini,” ungkap Kepala DP3AP2KB, Dewi Dharma pada kamis,(1/2/24).

Selain BKR, Pemerintah Kota Bengkulu juga melibatkan para remaja melalui program Generasi Berencana (GenRe). Program ini bertujuan untuk mengedukasi dan memberikan informasi kepada remaja Indonesia agar mereka dapat menjadi generasi yang memiliki perencanaan kehidupan yang matang. GenRe menyasar remaja dan generasi muda di bawah 40 tahun, dengan fokus pada perempuan usia 21 tahun dan laki-laki usia 25 tahun.

Generasi muda diajak untuk memiliki perencanaan kehidupan berkeluarga, melalui tahapan-tahapan seperti merencanakan pendidikan dan karier sebelum memutuskan untuk menikah. Program ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga memberdayakan para remaja untuk merencanakan kehidupan mereka agar dapat melahirkan generasi yang sehat dan berkembang dengan baik.

BACA JUGA: Optimalkan Pelayanan KB dan Penanganan Stunting: Pemkot Bengkulu Serahkan Bantuan 26 Motor untuk Penyuluh KB

“Duta GenRe yang terpilih dilibatkan dalam mensosialisasikan pencegahan pernikahan usia dini di kalangan seumurannya dengan pendekatan persuasif, Mereka juga menggunakan media sosial sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan positif,” jelas Dewi Dharma.

Terakhir, program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) juga turut membantu dalam pembinaan remaja dengan membahas tentang tingkat kematangan usia perkawinan. Program ini memberikan wawasan dan pengetahuan kepada remaja, memberikan pertimbangan yang matang terkait dengan usia perkawinan yang tepat.

Melalui langkah-langkah tersebut, Pemerintah Kota Bengkulu berusaha untuk memberikan pemahaman, pengetahuan, dan dukungan kepada masyarakatnya agar dapat mencegah pernikahan usia dini. Dengan melibatkan berbagai pihak dan program yang holistik, diharapkan Kota Bengkulu dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengatasi masalah pernikahan usia dini dan stunting. (**)

Editor: (KB1) Share
Pewarta: QQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *