Legenda Oppung Tambah Tuah Saragih: Tokoh Sakti Simalungun yang Diakui Dunia
KANTOR-BERITA.COM, SIMALUNGUN – Tambah Tuah Saragih, yang akrab disapa sebagai Oppung, merupakan sosok legendaris dari Simalungun yang memiliki reputasi sebagai tokoh sakti. Kesohorannya tidak hanya terbatas pada daerah asalnya tetapi juga menyebar ke seluruh dunia.
Di antara lelucon yang beredar di Sumatera Utara, ada sebuah cerita tentang dua Pangdam dengan markas yang berbeda. Salah satunya berada di Kodam Bukit Barisan Medan, sedangkan yang lainnya berada di Dusun Damak, Desa Sondi Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. Yang terakhir ini bukanlah Pangdam dalam pengertian militer, melainkan julukan populer untuk Tambah Tuah Saragih, yang pada saat itu adalah kepala desa di Sondi Raya dari tahun 1946 hingga 1976. Julukan “Pangdam” di sini adalah permainan kata, mengacu pada posisinya sebagai pangulu (kepala desa) dan lokasi kediamannya di Damak. Popularitas Tambah Tuah Saragih sering dikaitkan dengan cerita-cerita mistis dan supranatural yang menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat.
Salah satu cerita yang beredar adalah kemampuannya untuk membuat geger markas polisi Simalungun hanya dengan kemarahannya terhadap perilaku polisi yang semena-mena menangkap warga. Cerita lain yang tak kalah mengejutkan adalah tentang dia yang bisa menarik mobil yang terperosok ke dalam jurang hanya dengan menggunakan seutas tali benang. Ini diceritakan oleh Saragih kepada awak media ketika mereka mengunjungi Dusun Damak pada tanggal 29 Maret 2024.
Salah satu kejadian yang paling menonjol adalah ketika ia berhasil membantu menarik traktor seberat 12 ton yang terjebak dalam lumpur. Meskipun derek telah berusaha berkali-kali tanpa keberhasilan, Bupati Simalungun pada waktu itu, Rajamin Purba, akhirnya meminta bantuan darinya. Kehadiran rombongan menteri yang akan melewati jalan tersebut menjadikan penyelamatan traktor ini sebagai prioritas. Dengan penuh keyakinan, Oppung berjanji bahwa traktor tersebut akan bisa dipindahkan keesokan harinya.
Malam sebelumnya, ia berdoa dengan khusyuk, meminta agar tidak dikecewakan di hadapan bupati. Keesokan paginya, di hadapan warga desa dan tentara, ia mendemonstrasikan kekuatannya. Setelah berdoa, ia menempelkan pundaknya pada traktor dan mendorongnya, dan secara ajaib, traktor itu mulai bergerak. Kejadian ini disambut dengan sorak-sorai kagum dari para penonton.
Peristiwa ajaib ini sempat diabadikan oleh seorang wartawan harian lokal, namun sayangnya, foto yang diambil ternyata kosong ketika dicetak. Meskipun begitu, kejadian ini tetap menjadi salah satu bukti keistimewaan yang dimiliki oleh Oppung.
Di samping itu, setiap kali ada pergantian pejabat di Simalungun, baik itu camat, komandan korem, walikota, maupun bupati, mereka biasanya menyempatkan diri untuk mendatangi Oppung demi meminta ‘restu’. Hal ini menunjukkan betapa dihormatinya ia sebagai tokoh yang langka dan berpengaruh di Simalungun. Bahkan, rumahnya di Dusun Damak sering kali ramai dikunjungi oleh berbagai tamu penting.
Oppung juga dikenal sebagai tempat tujuan bagi banyak orang yang menderita penyakit atau mengalami berbagai masalah, baik itu masalah keluarga, pekerjaan, maupun lainnya. Meskipun Oppung telah tiada, kisah dan kepiawaian beliau masih sering diceritakan. Tambah Tuah Saragih meninggalkan enam orang anak, satu laki-laki dan lima perempuan, yang semuanya telah berkeluarga. Kisah dan warisannya tetap hidup di hati masyarakat, menegaskan posisinya sebagai salah satu sosok yang paling berpengaruh dan dihormati di Simalungun. (**)
Editor: (KB1) Share
Kontributor: S.Hadi Purba