KPU Rejang Lebong Urus Bantuan Uang Duka untuk Keluarga Pahlawan Demokrasi

KPU Kabupaten Rejang Lebong
Foto: Ucapan duka dari KPU Rejang Lebong, (foto;IG RL)

KPU Rejang Lebong Urus Bantuan Uang Duka untuk Keluarga Pahlawan Demokrasi

KANTOR-BERITA.COM, REJANG LEBONG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, sedang mengurus bantuan uang duka untuk keluarga ahli waris petugas pengamanan (Pam) TPS setempat yang meninggal setelah pemungutan suara.

Ketua KPU Rejang Lebong, Ujang Maman, mengungkapkan bahwa petugas Pam TPS yang telah meninggal adalah Anwar (56), seorang warga Jalan Santoso Gang Mega Kelurahan Dwi Tunggal, Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong. Kepulangannya telah meninggalkan duka mendalam di tengah keluarga besar KPU Rejang Lebong.

BACA JUGA: KPU Rejang Lebong Sampaikan Penghargaan kepada 5.712 Petugas KPPS Pemilu 2024

Anwar menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Jumat sekitar pukul 17.30 WIB setelah berjuang melawan sakit di salah satu rumah sakit di Kota Curup selama dua hari.

Ujang menjelaskan bahwa saat ini, pihaknya sedang mengurus proses pemberian santunan dari KPU RI untuk keluarga Anwar sebagai penghargaan atas pengabdian dan jasa beliau sebagai salah satu pahlawan demokrasi.

Proses pemberian santunan ini dilakukan setelah KPU menerima laporan tentang kepergian Anwar yang sedang menjalankan tugasnya di wilayah tersebut.

Anwar, sebelum meninggal, telah bertugas mengamankan proses pemungutan suara di TPS 04 Kelurahan Dwi Tunggal, Kecamatan Curup pada tanggal 14 Februari 2024.

BACA JUGA: Bawaslu Gelar Rapat Daring dengan Bawaslu Provinsi Pasca Pencoblosan

“Pada hari H, Anwar melaksanakan tugasnya dengan mengamankan TPS 04 Kelurahan Dwi Tunggal, Sekitar pukul 16:00 WIB, beliau mengalami kelelahan dan meminta izin untuk pulang ke rumah guna istirahat,” jelas Ujang.

Setelah pulang dan beristirahat di rumahnya, kondisi kesehatan Anwar tidak kunjung membaik, hingga akhirnya keluarganya membawanya ke rumah sakit di Kota Curup, namun sayangnya, Anwar telah meninggal dunia.

Marsiah (50), istri Anwar, mengungkapkan bahwa suaminya telah menderita diabetes selama tiga tahun terakhir. Sebelum meninggal, Anwar mengeluhkan sesak napas yang diduga akibat kelelahan.

“Saat kembali ke rumah, dia langsung minum obat, minta kerik dan minta urut, kemudian tidak lama setelah itu dia pingsan,” tutur Marsiah. (**)

Editor: (KB1) Share
Pewarta: QQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *