Foto: Kopi bubuk tradisional Milik "Bunda QQ" pada saat mengikuti Bazar UMKM di Taman Budaya, (Foto/Ist/qq).
Tingginya Harga Kopi Bubuk, Owner “Bunda QQ”: Tetap Mempertahankan Kualitas Kopi
KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU|| Harga kopi bubuk di pasaran tetap tinggi sejak beberapa bulan terakhir Di Provinsi Bengkulu, menimbulkan dampak signifikan pada industri kopi lokal. Di pasaran, kopi bubuk biasa dijual dengan harga sekitar 100 ribu Rupiah per kilogram, sementara jenis petik merah bisa mencapai 160 ribu Rupiah per kilogram.
Emi Nurlaili, seorang pedagang kopi bubuk di Bentiring, Kota Bengkulu, yang juga pemilik Kopi Bubuk Kemasan “Bunda QQ”, menjelaskan bahwa tingginya harga kopi bubuk tidak serta-merta meningkatkan keuntungan pengusaha. Harga jual kopi yang tinggi sebanding dengan harga modal yang dikeluarkan.
Foto: Produk kopi bubuk “Bunda QQ”, (Foto/Ist).
Meskipun harga kopi bubuk melonjak, pendapatan atau omset penjualan justru mengalami penurunan. Emi menyebutkan bahwa rata-rata pedagang hanya mampu menjual maksimal dua sampai tiga kilogram kopi bubuk per hari.
“Sekarang kopi merek ternama atau kemasan lebih diminati karena harganya lebih murah, Padahal, bagi orang Sumatera, cita rasa kopi bubuk tradisional jauh lebih nikmat dibandingkan kopi kemasan atau saset,” kata Emi kepada Kantor-berita.com pada Senin (10/6/24).
Emi menyebutkan bahwa meskipun kopi bubuk tradisional memiliki cita rasa yang lebih memuaskan bagi sebagian besar orang Sumatera, banyak pelanggan yang beralih ke kopi kemasan karena harganya yang lebih terjangkau.
“Orang sering membandingkan kopi bubuk tradisional dengan kopi merek terkenal yang lebih murah, Namun, bagi mereka yang terbiasa ngopi kopi Bengkulu, mereka merasa kurang puas jika beralih ke kopi kemasan,” jelas Emi.
Emi, misalnya, berusaha menjaga kualitas produknya agar tetap diminati oleh pelanggan setianya. “Kami terus berupaya mempertahankan kualitas kopi bubuk kami meskipun harga bahan baku naik, Kami yakin, konsumen yang paham akan tetap memilih produk berkualitas,” ujarnya.
Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan dukungan kepada para pedagang kopi, misalnya melalui bantuan subsidi atau program pemasaran untuk meningkatkan daya saing kopi bubuk tradisional di pasar yang semakin kompetitif.
Kenaikan harga kopi bubuk membuat banyak konsumen beralih ke kopi saset yang lebih murah. Meskipun demikian, kopi bubuk tradisional tetap memiliki pangsa pasar sendiri, terutama di kalangan pecinta kopi sejati yang menghargai kualitas dan cita rasa asli.
Meskipun menghadapi tantangan, pedagang kopi di Bengkulu tetap optimis. Mereka berharap bahwa kondisi pasar akan membaik dan harga kopi dapat lebih stabil. Selain itu, peningkatan promosi kopi lokal diharapkan dapat menarik lebih banyak konsumen untuk kembali memilih kopi bubuk tradisional.
Berikut Kemasan Kopi Bubuk “Bunda QQ”: Mulai dari 50 Gram Hingga 1 Kilo Gram dan Untuk melakukan Pesanan dapat Menghubungi Nomor Wa: 0821-8571-7121 (**)
Pemkab Anggarkan Infrastruktur Rp4,7 Miliar untuk Jalan dan Jembatan di Desa Rentan Pangan Mukomuko KANTOR-BERITA.COM, MUKOMUKO|| Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengalokasikan anggaran Rp4,7 miliar pada tahun 2025 untuk…
Pemkot Pontianak Peduli, Berikan Bantuan Kepada Masyarakat Terdampak Banjir di Mempawah KBRN1, MENPAWAH|| Pemerintah Kota Pontianak menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Mempawah dengan menyalurkan bantuan kemanusiaan. Bantuan…
DBH Sawit 2025 Bengkulu Turun Jadi Rp40,29 Miliar, Ini Rinciannya KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU|| Pemerintah pusat mengalokasikan Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit sebesar Rp40,29 miliar untuk Provinsi Bengkulu pada tahun 2025. Dana…
Ketua DPRD Bengkulu: Tunggu Instruksi Pemerintah Pusat Soal Alur Pelabuhan KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU|| Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Sumardi, menegaskan bahwa upaya menangani pendangkalan alur di Pelabuhan Pulau Baai masih harus menunggu…