Melangkah Maju dalam Era Digital: Transformasi Perpustakaan dan Perjuangan Melawan Stunting

Transformasi Perpustakaan
Foto: Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (DKPD) Bengkulu Utara acara meeting transformasi Perpustakaan Berbasis Inkluisi Sosial, Jumat. (29/9/23).

Melangkah Maju dalam Era Digital: Transformasi Perpustakaan dan Perjuangan Melawan Stunting

KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU UTARA – Dalam upaya meningkatkan peran perpustakaan dan literasi di era teknologi informasi yang semakin mendominasi, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (DKPD) Kabupaten Bengkulu Utara menggelar acara yang sangat penting. Pada Jumat (29/09/2023), DKPD bersama pemangku kepentingan terkait menyelenggarakan “Pertemuan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial” di Aula Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Bengkulu Utara, H. Suharlan, S.Pd, dengan tegas menyampaikan urgensi dari transformasi program perpustakaan berbasis inklusi sosial. Ia mengungkapkan bahwa perpustakaan, yang pada masa kini sering terabaikan akibat perkembangan teknologi IT, sebenarnya memiliki peran strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan mampu bersaing di tingkat global.

Transformasi Perpustakaan
Foto: Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (DKPD) Kabupaten Bengkulu Utara menggelar acara meeting transformasi Perpustakaan Berbasis Inkluisi Sosial dengan tema “Pertemuan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial” Bersama dinas Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Stakeholder Bengkulu Utara, acara berlangsung di Aula Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah. Pada Hari Jumat, (29/9/23).

Dalam konteks ini, perpustakaan berbasis inklusi sosial diharapkan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan literasi informasi masyarakat. Selain itu, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, perpustakaan dapat menjadi katalisator peningkatan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan kesejahteraan, dan mengurangi kesenjangan akses terhadap informasi.

Suharlan juga menggarisbawahi kedalaman rendahnya minat membaca di masyarakat saat ini.

“Sangat jarang kita membaca buku. Kalau tidak ada yang mau membaca, bagaimana kita mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menyoroti isu yang sangat relevan di masyarakat, yaitu stunting. Menurutnya, di era digital seperti sekarang, anak-anak di bawah umur seringkali menikah tanpa memiliki pengetahuan yang memadai tentang cara mengurus dan membesarkan bayi, yang pada akhirnya dapat berdampak pada status gizi bayi yang kurang baik. Oleh karena itu, DKPD berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dengan tujuan memberikan informasi yang tepat kepada warga masyarakat, terutama terkait masalah stunting.

“Saat masyarakat sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang stunting, kemungkinan terjadinya stunting dapat diminimalkan,” tegasnya.(**)

Editor: (KB1) Share

Mangcek

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *