Program Makan Bergizi Gratis Genap Setahun, Anak Sehat Ekonomi Daerah Tumbuh

Program Makan Bergizi Gratis
Foto: Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi pada saat meninjau Program MBG waktu yang Lalu, (Ft/Dok).

Program Makan Bergizi Gratis Genap Setahun, Anak Sehat Ekonomi Daerah Tumbuh

Kantor-Berita.Com|| Satu tahun perjalanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi babak baru dalam sejarah pembangunan manusia Indonesia. Program unggulanPresiden Prabowo Subianto ini tidak hanya berhasil meningkatkan kesehatan anak-anak, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di berbagai daerah, termasuk di Kota Bengkulu.

Sejak diluncurkan pada awal 2024, MBG telah menjadi simbol kehadiran negara dalam memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan hak atas gizi seimbang dan pendidikan yang berkualitas. Dalam waktu kurang dari setahun, program ini telah menjangkau hampir 30 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia angka yang menjadi bukti konkret dari komitmen pemerintah dalam membangun generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.

||BACA JUGA: Pemerintah Pusat Tinjau Program MBG di Bengkulu, Tony Elfian: Anak-Anak Harus Tumbuh Sehat dan Cerdas

Publik menilai program MBG sebagai terobosan besar dan langkah berani Presiden Prabowo yang mampu mengintegrasikan tiga sektor vital: kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.

Di tengah tantangan global dan kondisi sosial-ekonomi yang dinamis, pemerintah menghadirkan solusi nyata untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia sejak dini. Anak-anak yang mendapatkan makanan bergizi di sekolah kini tumbuh lebih sehat, lebih aktif belajar, dan memiliki daya pikir yang lebih tajam.

||BACA JUGA: Geger!!! Keracunan Massal di Lebong: Ratusan Siswa Dirawat Usai Konsumsi MBG

“Program ini bukan hanya soal makanan gratis, tetapi soal masa depan bangsa. Anak yang sehat dan cukup gizi akan tumbuh menjadi generasi produktif yang membawa Indonesia ke level negara maju,” ujar Presiden Prabowo Subianto dalam salah satu pernyataannya di Istana Negara.

Presiden menegaskan, program MBG merupakan bentuk keadilan sosial yang nyata bagi seluruh rakyat Indonesia. Ia mengapresiasi kerja keras seluruh kementerian, pemerintah daerah, dan pelaku lokal yang ikut menyukseskan implementasi program ini.

Kota Bengkulu menjadi salah satu daerah dengan capaian signifikan dalam pelaksanaan program MBG. Berdasarkan data Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) Regional Bengkulu, terdapat 68.950 siswa penerima manfaat yang tersebar di 247 sekolah.

||BACA JUGA: Bupati Bengkulu Tengah Hadiri launching Program MBG, Siapkan 16 Titik SPPG

Ketua SPPG Regional Bengkulu, Gloria Situmorang, menjelaskan bahwa distribusi penerima manfaat mencakup berbagai jenjang pendidikan. “Dari total tersebut, terdapat 87 PAUD/TK, 78 SD, 33 SMP, 26 SMA, 2 MI, 7 MTs, 5 MA, 5 SLB, dan 4 pesantren,” terang Gloria, Rabu (8/10/2025).

Selain itu, program ini juga menjangkau kelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD (kategori 3B) dengan total penerima manfaat mencapai 2.738 orang. Rinciannya terdiri dari 148 ibu hamil, 328 ibu menyusui, dan 2.260 balita.

“MBG bukan hanya untuk anak sekolah, tapi juga menyentuh kelompok rentan yang sangat membutuhkan dukungan gizi tambahan,” tambahnya.

||BACA JUGA: Program MBG Berjalan Terus Selama Ramadan Tingkatkan Gizi Anak Menuju Generasi Anak Unggul

Selain berdampak pada peningkatan kesehatan masyarakat, program MBG juga memberikan efek berganda (multiplier effect) terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.

Di Kota Bengkulu saja, terdapat sekitar 1.833 tenaga kerja langsung yang terlibat dalam pelaksanaan program, tersebar di 39 SPPG. Jumlah tersebut belum termasuk pekerja di sektor hulu seperti petani, peternak, dan nelayan lokal yang menyuplai bahan pangan ke penyedia makanan bergizi.

“Kalau dihitung secara keseluruhan, manfaat ekonomi dari program ini jauh lebih luas karena melibatkan ribuan pelaku usaha mikro dan kecil di daerah,” ujar Gloria.

||BACA JUGA: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Dimulai di Bengkulu, Jangkau Ribuan Siswa

Setiap SPPG, lanjutnya, rata-rata bekerja sama dengan minimal 15 supplier atau pemasok lokal. Artinya, dari 39 SPPG di Bengkulu terdapat sedikitnya 585 pelaku UMKM yang aktif berpartisipasi dalam penyediaan bahan pangan, mulai dari telur, ikan, daging, sayur, hingga bahan pokok lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa program MBG tidak hanya meningkatkan kesehatan anak, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi daerah yang memperkuat ekosistem ketahanan pangan.

Dalam mekanisme pelaksanaan, setiap SPPG di Kota Bengkulu menerima dana sekitar Rp1 miliar per bulan. Menariknya, sekitar 85 persen dari total anggaran tersebut digunakan untuk membeli produk pertanian dan peternakan lokal.

||BACA JUGA: Pemprov Bengkulu Matangkan Peluncuran Program MBG untuk Kesejahteraan Masyarakat

Dengan demikian, uang yang digelontorkan pemerintah pusat melalui MBG secara langsung berputar di daerah dan memberi dampak positif bagi ekonomi masyarakat. “Dari setiap piring yang disajikan, ada nilai ekonomi yang kembali ke masyarakat lokal,” jelas Gloria.

Program MBG juga memicu peningkatan produksi berbagai bahan pangan lokal. Seiring dengan meningkatnya permintaan dari 39 titik pelaksana MBG di Kota Bengkulu, kebutuhan terhadap telur, ikan lele, sayur, dan bahan baku lainnya melonjak signifikan.

Kondisi ini menjadi sinyal positif bagi pertanian dan perikanan lokal. Banyak kelompok tani dan peternak mulai meningkatkan kapasitas produksi mereka untuk memenuhi permintaan pasokan rutin dari penyedia MBG. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *