Warga Kabupaten Lebong Gelar Tabligh Akbar dan Doa Bersama untuk Memohon Perlindungan dari Bencana
KANTOR-BERITA.COM, LEBONG|| Warga Kabupaten Lebong menggelar tabligh akbar dan doa bersama untuk meningkatkan ketakwaan, keimanan, serta memohon perlindungan dari bala bencana. Acara ini diadakan sebagai respons terhadap berbagai musibah yang melanda Kabupaten Lebong, seperti yang diungkapkan oleh Ketua Panitia, Mukhlas.
Mukhlas menjelaskan bahwa sejak 16 April lalu, Kabupaten Lebong telah mengalami serangkaian musibah, mulai dari banjir bandang, longsor, angin puting beliung, hingga kebakaran dan jalan putus. Kejadian-kejadian tersebut menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat untuk merenungkan dan berdoa bersama.
BACA JUGA: Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad Warnai HUT ke-21 Kabupaten Mukomuko
“Ini menjadi peringatan bagi kita semua, maka dari itu kami menggelar tabligh akbar dan doa bersama,” ujar Mukhlas.
Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Lebong, Fahrurozi, yang mewakili Bupati Kopli Ansori. Acara tersebut diinisiasi oleh Keluarga Besar Paguyuban Masyarakat Jawa Bengkulu (PMJB) dan berlangsung di Kelurahan Tes, Kecamatan Lebong Selatan, pada Sabtu (25/5).
Fahrurozi menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan tabligh akbar dan doa bersama ini. “Atas nama pemerintah, kami mengapresiasi kegiatan ini sebagai salah satu wujud nyata dalam menyikapi musibah yang terjadi di Kabupaten Lebong,” kata Fahrurozi.
BACA JUGA: Jalan Lintas Muara Aman-Curup Dibuka Kembali Setelah Perbaikan Jalan Amblas
Tema acara ini adalah “Ada Hikmah dan Pelajaran di Balik Musibah Ini Untuk Kabupaten Lebong Lebih Maju dan Lebih Sejahtera”
Ia menambahkan bahwa melalui pendekatan religius dan spiritual, masyarakat diajak untuk merenungkan dan bermuhasabah, mencari hikmah di balik musibah banjir bandang yang melanda daerah tersebut.
” Sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, musibah ini dapat dimaknai sebagai ujian atau teguran dari-Nya melalui bencana alam, ” ujar Wabup.
BACA JUGA: Gubernur Bengkulu dan Danrem Tinjau Jalan Trans Enggano dan Lahan Persawahan
Lebih lanjut, Fahrurozi menuturkan bahwa bencana alam yang terjadi di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Lebong, sering kali disebabkan oleh ulah manusia yang tidak patuh terhadap norma-norma agama dan kesusilaan.
” Musibah ini mengingatkan kita bahwa perilaku manusia yang cenderung terperangkap oleh nafsu serakah dapat mendatangkan bencana, ” katanya.
Dalam bencana terakhir yang melanda Kabupaten Lebong, banyak fasilitas umum, rumah, dan sektor pertanian yang rusak. Sebanyak 2.712 jiwa harus mengungsi, menjadikan ini sebagai bencana terburuk dalam 30 tahun terakhir di daerah tersebut. Setidaknya 195 rumah mengalami kerusakan berat dan sedang, sementara infrastruktur rusak di 35 titik, termasuk jalan, jembatan, serta jalan desa, kabupaten, dan provinsi. Akibatnya, akses jalan Lebong-Rejang Lebong pun terputus total, dan 22 lokasi sentra perekonomian ikut hancur tersapu banjir.
” Saya juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah bergotong-royong bahu membahu dalam menangani bencana ini, baik dari pemerintahan, TNI-Polri, maupun organisasi masyarakat dan keagamaan, ” kata Fahrurozi. (**)
Editor: (KB1) Share
Pewarta: QQ